MAKALAH
DISUSUN
DISUSUN
Oleh :
Elisa Anita Putri
Dosen Pembimbing,
(____________________)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2011
KATA PENGANTAR
Puji
 dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah 
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat 
menyelesaikan panulisan makalah  ini yang berjudul “Suhu dan Kalor”.
Selawat
 beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita 
Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah 
kita dapat menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Kami
 menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara 
penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami 
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga 
kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan datang. 
Akhirnya
 dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
 kami khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya.
Amiin Yarabbal ‘alamin.
        Banda Aceh, 25  Desember 2011
        Penulis
DAFTAR ISI
Halaman :
Kata Pengantar         i
Daftar Isi         ii
Bab    I    Pendahuluan
    A.    Latar Belakang         1
    B.    Tujuan         2
Bab    II    Pembahasan
A.    Suhu dan Kalor
1.    Kalor dan Perubahan Wujud         3
2.    Pemuaian         4
3.    Perpindahan Kalor         5
B.    Perbedaan Suhu dan Kalor         9
Bab    III    Kesimpulan         11
Daftar Pustaka         13
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
1.    Suhu
    
 Suhu adalah besaran termodinamika yang menunjukkan besarnyaenergi 
kinetik translasi rata-rata molekul dalam sistem gas ; suhu diukurdengan
 menggunakan termometer (kamus kimia : balai putaka : 2002).
Suhu
 menunjukkan derajatpanasbenda. Mudahnya, semakin tinggisuhu suatu 
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis,suhu 
menunjukkanenergiyang dimiliki oleh suatu benda. Setiapatom  dalam suatu
 benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentukperpindahan maupun 
gerakan di tempat berupagetaran. Makin tingginyaenergi atom-atom 
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Suhu
 biasanya didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panasdinginnya suatu
 benda atau sistem. Benda yang panas memiliki suhu yangtinggi, sedangkan
 benda yang dingin memiliki suhu yang rendah. Padahakikatnya, suhu 
adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki olehmolekul-molekul
 sebuah benda.
Sebagai 
contoh, ketika kita memanaskan sebuah besi ataualumanium maka akan 
terjadi proses pemuaian pada besi tersebut. Ketikakita mendinginkan air 
sampai pada suhu dibawah nol derajat maka airtersebut akan membeku. 
Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibatadanya perubahan suhu disebut 
sifat termometrik.
2.    Kalor
Kalor
 adalah energi yang dapat diteruskan oleh satu benda ke bendalain secara
 konduksi,perolakan dan penyinaran. (kamus kimia ; 2002).
Sampai
 pada pertengahan abad 18, orang masih menyamakanpengertian suhu dan 
kalor. Baru pada tahun 1760, joseph blackmembedakan kedua pengertian 
ini. Suhu adalah sesuatu yang diukur padatermometer, dan kalor adalah 
sesuatu yang mengalir dari benda yangpanas ke benda yang dingin untuk 
mencapai keadaan termal.
Pada
 tahun 1798, seorang ilmuwan amerika, benjamin thompson menyasingkan 
definisi kalor sebagai fluida kalorik. Ia yang merupakanseorang anggota 
militer mengamati bahwa ketika meriam menembakkan peluru, ada kalor yang
 dihasilkan pada meriam. Berdasarkan pengamatannya, thompson 
menyimpulkan bahwa kalor bukanlah fluida, tetapi kalor dihasilkan oleh 
usaha yang dilakukan oleh kerja mekanismisalkan gesekan. Satu kalori 
didefinisikan sebagai banyaknya kalor yangdiperlukan untuk menaikkan 
suhu air sebesar 1 C.
B.    Tujuan
-    Menambah wawasan dibidang fisika khusus nya tentang Suhu dan Kalor
-    Mengerti pemaham atau pengertian dari Suhu dan Kalor itu sendiri
-    Mengetahui perbedaan Suhu dan Kalor
-    Memahami perubahan suhu dan kalor pada pengaplikasian dalam kehiduipan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Kalor dan Suhu
1.    Kalor dan Perubahan Wujud
Kalor
 adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke 
benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Suhu 
adalah ukuran rata -rata energi kinetik partikel dalam suatu benda. 
Kalor yang diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, 
yaitu untuk merubah wujud benda atau untuk menaikkan suhu benda itu. 
Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk 
menaikkan suhu tergantung pada :
•    massa benda
•    kalor jenis benda
•    perbedaan suhu kedua benda
Secara
 matematis persamaan dapat ditulis dengan :Q = m.c.Δt Sedangkan bila 
kalor yang diberikan digunakan untuk merubah wujud zat/benda, maka kalor
 yang diberikan tergantung pada massa benda saja, sesuai dengan per 
samaan : Q = m. L.
Setiap 
benda pada umumnya mempunyai 3 bentuk/fase, yaitu padat, cair dan gas. 
Perubahan wujud yang terjadi pad ketiga bentuk benda itu adalah : 
membeku, melebur, mencair, mengembun, menyublim, deposisi dan menguap 
seperti gambar di bawa h ini. Sedangkan di bawah digambarkan diagram 
fase pada air. 
Beberapa 
zat tidak selalu memuai ketika dipanaskan, contohnya air pada suhu 0ºC -
 4ºC. Pada suhu tersebut air akan menyusut ketika dipanaskan dan men 
capai volume minimum pada suhu 4ºC. Sehingga pada suhu tersebut es 
mencapai massa jenis maksimum. Di atas 4ºC, air akan memuai lagi bila 
dipanaskan. Peristiwa sifat pemauaian air yang tidak teratur ini disebut
 dengan peristiwa anomali air.  Zat lain yang mempunyai sifat seperti 
ini adalah parafin dan bismuth.
2.    Pemuaian
Jika
 sebuah benda dipanaskan/diberikan kalor, maka partikel  partikel dalam 
benda itu akan bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Sehingga 
ukuran benda akan menjadi lebih besar. Kita katakan bahwa benda itu 
memuai. Pemuaian dapat terjadi baik pada benda padat, cair maupun gas.
a    Pemuaian Panjang
Pada
 pemuaian panjang dianggap bahwa benda mempunyai luas penampang yang 
kecil, sehingga ketika dipanaskan hanya memuai pada arah panjangnya 
saja. Besarnya pertambahan panjang sebuah benda yang dipanaskan adalah 
berbanding lurus dengan : 
-    panjang mula-mula benda
-    kenaikan suhu
Sedangkan panjang benda setelah dipanaskan adalah :
Lt = Lo + ΔL
b.    Pemuaian Luas 
Pada
 pemuaian luas, pemuaian terjadi pada arah melebar pada sisi panjang dan
 lebar benda. Analog dengan pemuaian panjang, pada pemuaian luas berlaku
 persamaan :
A = Ao. . Δt dimana berlaku hubungan :  = 2
At = Ao + A
c.    Pemuaian Volume
Pemuaian
 volume biasanya terjadi pada zat cair dan gas. Pemuaian ini terjadi 
pada arah memanjang, melebar dan meninggi. Analog dengan pemuaian 
panjang, persamaan pada pemuaian volume adalah : 
V = Vo. . Δt dimana berlaku hubungan :  = 3
Vt = Vo + V
3.    Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1)    konduksi,
2)    konveksi dan
3)    radiasi
1)    Konduksi
Adalah
 proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai dengan perpin 
dahan, partikel-partikel dalam zat itu, contoh : zat padat (logam) yang 
dipanaskan.
Berdasarkan 
kemampuan kemudahannya menghantarkan kalor, zat dapat dibagi menjadi : 
konduktor yang mudah dalam menghantarkan kalor dan isolator yang lebih 
sulit dalam menghan tarkan kalor. Contoh konduktor adalah aluminium, 
logam besi, dsb, sedangkan contoh isolator adalah plastik, kayu, kain, 
dll.
Besar kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini tergantung pada :
-    Berbanding lurus deng an luas penampang batang
-    Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan
-    Berbanding terbalik dengan panjang batang
2)    Konveksi
Adalah
 proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan perpindahan 
pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi 
alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida 
terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa 
terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar. Contoh 
konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara 
disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan
 angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, 
pengering rambut, kipas angin, dsb. panas dingin Besar laju kalor ketika
 sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah 
berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan 
fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan fluida. 
3)    Radiasi
Adalah perpindahan kalor dala m bentuk gelombang elektromagnetik, contoh : cahaya matahari, gelombang radio, gelombang TV, dsb.
Berdasarkan
 hasil eksperimen besarnya laju kalor radiasi tergantung pada : luas 
permukaan benda dan suhu mutlak benda seperti dinyatakan dalam hukum 
Stefan- Boltzman berikut ini : Energi yang dipancarkan oleh suatu 
permukaan benda hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu 
sebanding dengan luas permukaan benda (A) dan sebanding dengan pangkat 
empat suhu mutlak permukaan benda itu.
4)    Efek Rumah Kaca 
Efek
 rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, 
merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars,
 Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami 
Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya 
membahas pengaruh di Bumi. 
Efek
 rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah 
kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca 
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan
 global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima 
kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat. 
Penyebab.
 Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas 
karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfe r. Kenaikan 
konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar
 minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui 
kemampuan tumbuhan -tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. 
Energi
 yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel 
lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bu mi 5% 
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. 
Energi
 yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah 
oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang 
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO 2 dan gas lainnya, untuk 
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca 
diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang 
dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO 2, yang 
dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah su lfur dioksida (SO2), 
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa 
senyawa organik seperti gas metana (CH 4) dan khloro fluoro karbon 
(CFC).
 Gas -gas tersebut 
memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca. Gas 
Kontribusi Sumber emisi global % CO2 45-50% Batu bara 29 Minyak Bumi 29 
Gas alam 11 Penggundulan hutan 20 lainnya 10 CH4 10-20%
    Dampak pemanasan global
Menurut
 perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 
1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti 
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C 
sekitar tahun 2030 .
Dengan
 meningkatnya konsentrasi gas CO 2 di atmosfer, maka akan semakin banyak
 gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. 
Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. 
Mekanisme terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai berikut (gambar 1). 
Bumi secara konstan menerima energi, kebanyakan dari sinar matahari 
tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yakni melalui 
energi yang dibebaskan dari proses radioaktif (Holum, 1998:237). Sinar 
tampak dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari. Radiasi 
sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian sampai di
 permukaan bumi. Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut ada 
yang dipantulkan dan ada yang
diserap
 oleh permukaan bumi dan menghangatkannya. Akibat meningkatnya suhu 
permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat 
ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan 
ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap 
karbon di oksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya 
gunung -gunung es di daerah kutub yang
dapat
 menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan 
mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang 
dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan 
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
5)    Azas Black
Teori
 kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung sejenis zat alir 
(kalorik) yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini 
diperkena lkan oleh Antoine Lavoiser. Teori ini juga menyatakan bahwa 
benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak kalor dari pada benda 
yang suhunya rendah. Ketika kedua benda disentuhkan, benda yang suhunya 
tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang diberikan kepada benda 
bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa kalor sebenarnya 
merupakan ssalah satu bentuk energi. 
Karena
 merupakan energi maka berlaku prinsip kekekalan energi yaitu bahwa 
semua bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan ketika sej umlah energi
 hilang, proses selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi yang 
sama dalam bentuk lainnya.
Kekekalan
 energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang 
ilmuwan Inggris Joseph Black dengan pernyataan : kalor yang dilepaskan o
 leh air panas (Qlepas) sama dengan kalor yang diterima air dingin (Q 
terima). Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis dengan : 
Qlepas = Qterima 
Kalorimeter
 Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis 
suatu zat. Kalorimeter yang paling banyak digunakan adalah kalorimeter 
aluminium. Alat ini dirancang sehingga pertukaran kalor tidak terjadi 
diluar bejana. Untuk mengurangi radiasi kalor dan kehilangan kalor 
karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding bejana bagian dalam
 dan luar dibuat mengkilap. 
Cincin
 serat fiber yang memisahkan kedua bejana  Suhu (ºC) tutup kayu adalah 
penghantar panas yang jelak. Ruang antara kedua dinding bejana berisi 
udara yang berfungsi sebagai isolator kalor sebab udara adalah 
penghantar kalor yang jelek. 
Sebuah
 bahan contoh panas yang kalor jenisnya diketahui dicelupkan ke dalam 
air dingin yang terdapat dalam bejana bagian dalam. Kalor jenis zat 
dapat dihitung dengan mengukur massa air dingin, massa bahan contoh, 
massa kalorimeter (bejana dalam) dan mengukur suhu air dan bahan contoh 
sebelum dan sesuah pencampuran.
B.  Perbedaan Suhu Dan Kalor
Kalor
 merupakan suatu bentuk energi yang besarannya dapat diukur menggunakan 
suatu pengukur suhu. Terdapat 4 jenis satuan suhu yang dipakai di 
seluruh dunia, Celcius, Reamur, Farenheit, dan Kelvin. Satuan 
Internasional untuk satuan suhu adalah Kelvin.
Suhu
 sendiri merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk menunjukan 
seberapa banyak energi panas yang ada pada suatu tempat. Ingat !! yang 
diukur adalah seberapa panas tempat tersebut bukannya seberapa dingin. 
Panas dapat diukur tetapi dingin tidak dapat diukur !!
Sebagaimana
 halnya Energi pada umumnya, maka energi kalor atau energi panas dapat 
berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk lain. Contohnya terjadi pada 
pembangkit listrik tenaga panas bumi, yang mengubah energi panas menjadi
 energi listrik.
Dengan 
energi kalor kita bahkan dapat mengubah wujud suatu zat. Seperti 
contohnya, lilin yang dipanasi lama kelamaan akan meleleh, hal ini 
berarti panas mengubah wujud lilin yang tadinya padat menjadi cair. 
Contoh lain terjadi ketika kita merebus air, jika air kita panaskan 
secara terus menerus maka lama kelamaan air akan menguap menjadi uap 
air, hal ini mengubah bentuk air yang berbentuk cairan menjadi uap air 
yang berbentuk gas.
     Q = M. C. Δ T    ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase kenaikan suhu ) ket :
M     = Massa ( Kg )
C     = Kalor Jenis ( J/KgC )
Δ T  = Perubahan Suhu ( C )
Kalor
 jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg 
zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan 
besar kalor jenis adalah kalorimeter.
Q  = M. L     ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan wujud ) ket :
M     = Massa ( Kg )
L      = Kalor Laten ( J/Kg )
Kalor
 Laten adalah kalor yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat. Kalor
 laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap 
(J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg).
BAB III
KESIMPULAN
    
 Bila suatu batang pada suatu suhu tertentu panjangnya Lo, jika suhunya 
dinaikkan sebesar Δ t, maka batang tersebut akan bertambah panjang 
sebesar Δ L yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
α
 = Koefisien muai panjang = koefisien muai linier didefinisikan sebagai :
 Bilangan yang menunjukkan berapa cm atau meter bertambahnya panjang 
tiap 1 cm atau 1 m suatu batang jika suhunya dinaikkan 10 C.
     Jadi besarnya koefisien muai panjang suatu zat berbeda-beda, tergantung jenis zatnya.
Jika suatu benda panjang mula-mula pada suhu t0 0C adalah Lo.
Koefisien muai panjang = α, kemudian dipanaskan sehingga suhunya menjadi t1 0C maka :
Panjang batang pada suhu t1 0C adalah :
Bila
 suatu lempengan logam (luas Ao) pada too, dipanaskan sampai t1o, 
luasnya akan menjadi At, dan pertambahan luas tersebut adalah :
     β adalah Koefisien muai luas (β = 2 α)
Bilangan yang menunjukkan berapa cm2 atau m2 bertambahnya luas tiap 1 cm2 atau m2 suatu benda jika suhunya dinaikkan 1 0C.