Sebarkan Ilmu Untuk Indonesia Yang Lebih Maju
Tampilkan postingan dengan label tarbiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tarbiyah. Tampilkan semua postingan

psikologi Perkembangan Pendidikan Anak Masa Usia Sekolah Dasar

 KARYA TULIS ILMIAH

 Perkembangan Pendidikan Anak Masa Usia Sekolah Dasar

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh :

Nama : saya joyo rahadjo

 

SEKOLAH TINGGI SEKALI

JURUSAN AYO BERUSAHA

PRODI  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2020

BAB I

Makalah Pendidikan Sebagai Pekerjaan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan system kerja yang saling terkait antara komponen yang satu dengan lainnya. Bila selama ini guru selalu menjadi sorotan sekaligus ujung tombak pelaksanaan pendidikan di berbagai jenjang, sebenarnya masih ada komponen lain yang harus diberdayakan dalam aplikasi pendidikan di lapis bawah yaitu peran kepala sekolah. Kinerja guru dalam mengabdikan dirinya sebagai
pemecahannya,sehingga tidaklah mengherankan jika hampir setiap bangsa telah menempatkan masalah pendidikan dalam suatu tempet yang utama.
Namun demikian, upaya untuk melaksanakan pencapaiannya yakni mencapai tujuan pendidikan yang dikehendaki, hal itu harus diikuti dengan prinsip-prinsip yang telah dikembangkan serta teruji kebenarannya sehingga prinsip-prinsip itupun kiranya akan mendasari pemecahan masalah baik dalam hal kebijakannya yang akan tercermin dalam perencanaan pendidikan atau dalam perencanaan kurikulum maupun dalam hal-hal yang lebih operasional, yang dapat kita tinjau di sekolah atau di kelas sebagai lembaga yang melaksanakan pendidikan secara formal.
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan adalah tantangan yang paling penting dalam pembangunan pendidikan .Sentralisasi dalam manajemen atau pengelolaan pendidikan telah menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan daerah untuk mengatur dan mengelola berbagai urusan pendidikan daerah masing-masing.
Tantangan pembangunan pendidikan dasar adalah:
a. Pemerataan dan mutu adalah bagaimana mensinkronkan antara pemerataan dan mutu sebagai sasaran yang dapat dicapai secara simultan dan saling mengisi.
b. Kualitas dan relevansi pendidikan,tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memperbaiki dan meningkatkan kualifikasi, kemampuan dan kesejahteraan guru, serta kepala sekolah sebagai factor yang mempengaruhi secara langsung
terhadap mutu pendidikan, penyempurnaan kurikulum agar lebih fleksibel, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan, mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya pendidikan agar lebih efisien.


c. Penataan manajemen pendidikan dasar, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana melakukan pembaharuan organisasi dan manajemen pendidikan dalam rangka efesiensi dan efektifitas ,serta otonomi pengelolaan pendidikan
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan adalah tantangan yang paling penting dalam pembangunan pendidikan .Sentralisasi dalam manajemen atau pengelolaan pendidikan telah menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan daerah untuk mengatur dan mengelola berbagai urusan pendidikan daerah masing-masing.
Tantangan pembangunan pendidikan dasar adalah:
a.    Pemerataan dan mutu adalah bagaimana mensinkronkan antara pemerataan dan mutu sebagai sasaran yang dapat dicapai secara simultan dan saling mengisi.
b. Kualitas dan relevansi pendidikan,tantangan yang dihadapi adalah bagaimana
memperbaiki dan meningkatkan kualifikasi, kemampuan dan kesejahteraan guru, serta kepala sekolah sebagai factor yang mempengaruhi secara langsung terhadap mutu pendidikan, penyempurnaan kurikulum agar lebih fleksibel, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan, mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya pendidikan agar lebih efisien.
c. Penataan manajemen pendidikan dasar, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana melakukan pembaharuan organisasi dan manajemen pendidikan dalam rangka efesiensi dan efektifitas ,serta otonomi pengelolaan pendidikan berdasarkan kewenangan pusat dan daerah.
Dalam pengertian ini sebenarnya begitu banyak masalah yang timbul dalam dunia pendidikan yang menyangkut manusia sebagai subyek dan sebagai obyek pendidikan itu sendiri. Proses perubahan sikap manusia yang dipengaruhi oleh manusia lainnya itu sebenarnya memerlukan suatu pengkajian yang cermat dalam pengajar dan pendidik terkait erat dengan kondisi lingkungan sekaligus figure kepala sekolah yang menjadi atasannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, masalah yang akan dibahas berhubungan dengan tugas kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi kelas, agar diperoleh suatu pemahaman yang lebih dalam tentang tema yang diambil maka penulis akan menekankan pada tiga pokok permasalahan.
Permasalahan yang akan dirumuskan sebagai berikut :
Sampai dimanakah peran Pengawas/Kepala sekolah sebagai supervisor?
Bagaimanakah fungsi Pengawas/ Kepala sekolah sebagai supervisor?
Sejauh manakah profesionalisme Pengawas/Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi?

BATASAN MASALAH
Untuk lebih menfokuskan pembahasan pada pokok permasalahan maka penulis memberi batasan tentang Pengawas/ Kepala sekolah sebagai supervisor, yang meliputi tiga hal berikut :
1. Efek tingkah laku guru sebagai akibat dari peran Pengawas/ Kepala
Sekolah sebagai supervisor.
2. Fungsi Pengawas/ Kepala sekolah sebagai supervisor.
3. Profesionalisme Pengawas / Kepala sekolah dalam melaksanakan
supervisi.
1.4 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Pada setiap kegiatan manusia pasti ada maksud dan tujuan yang ingin
dicapai, Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah yang penulis
lakukan adalah :

1. Untuk melengkapi sebagian tugas mata kuliah Model dan Supervisi
Pembelajaran program Pasca Sarjana Universitas PGRI Adhi Buana.
Untuk menambah serta memperdalam pengetahuan di bidang
Supervisi Pembelajaran.

1.5 MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH
Dari pembuatan makalah ini, bisa diambil beberapa manfaat yaitu :
1. Dapat mengetahui pengertian Supervisi (kepengawasan)
2. Dapat mengetahui fungsi kepala sekolah sebagai supervisor.
3. Dapat mengetahui Ciri-ciri supervisor yang baik.
4. Dapat mengetahui pengertian profesionalisme kepela sekolah sebagai
supervisor.

5. Dapat mengetahui tugas-tugas supervisor.

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Masyarakat modern adalah suatu himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat mukhtahir. Mereka memiliki ciri-ciri antara lain: 1) bersifat rasional, mengutamakan akal pikiran daripada emosi. 2) berpikir untuk masa depan yang lebih jauh. 3) menghargai waktu. 4) bersikap terbuka, menerima saran/masukan baik kritik, gagasan, dan perbaikan. 5) berfikir obyektif, melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya.
Manusia-manusia modern memiliki sifat yang kebanyakan hanya mencondongkan dirinya pada segala sesuatu yang sifatnya adalah kebendaan atau duniawi. Sehingga, pada gilirannya mereka akan dilanda kegersangan mental atau krisis spiritualitas. Mereka pada akhirnya mulai mencari jatidirinya sebagai manusia yang hidup di muka bumi. Karena apakah mereka ada di dunia? Untuk apakah mereka hidup di dunia? Apakah yang akan terjadi pada mereka setelah mereka meninggalkan dunia, atau tak lagi dapat menikmati dunia?
Berbagai spekulasi lalu mulai bermunculan menaggapi pertanyaan-pertanyaan di atas. Para penganut paham Darwinisme, yaitu orang-orang yang berkiblat pada Teori Evolusi Darwin, menganggap bahwa manusia, beserta segala alam semesta ini adalah terlahir dari suatu proses yang sepenuhnya terjadi secara kebetulan. Mereka beranggapan bahwa manusia sendiri adalah suatu hasil evolusi dari makhluk sejenis kera, yang kemudian berkembang mencapai wujud yang lebih sempurna. Karena menganggap manusia sejajar dengan hewan, maka bagi mereka yang terpenting bagi manuisa adalah terpenuhinya segala kebutuhan dan hawa nafsu. Norma dan kesusilaan tidak diperlukan, bahkan menganggap agama sebagai suatu kebodohan.
Mereka yang tidak setuju dengan anggapan ini, mulai mencari-cari kebenaran yang sejati, yang mana benar-benar mengantarkan mereka untuk mengetahui bagaimana hakekat manusia yang sebenarnya. Mereka pun berbondong-bondong mencari kesejukan yang mengobati kegersangan hati mereka yang sudah akut, karena telah menyadari pentingnya aspek spiritualisme dalam kehidupan mereka. Dalam hal ini, yang paling dibutuhkan mereka adalah suatu petunjuk yang mampu mengantarkan mereka menuju pemahaman akan hakekat dan kedudukan mereka di dunia.
Sesungguhnya, Islam adalah jawaban dari segala pertanyaan di atas. Dengan petunjuk langsung dari yang menciptakan manusia itu sendiri, manusia tidak hanya diberikan penjelasan tuntas tentang asal-usul penciptaannya serta hakekat kedudukannya di muka bumi, tetapi juga petunjuk bagaimana menjalani kehidupan di muka bumi ini dan bagaimana mencapai kebahagiaan yang hakiki. Inilah agama yang Hak, satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah SWT dan obat bagi krisis spiritualitas akut yang didamba-dambakan oleh mereka yang terjebak dalam kehidupan materialisme dan hedonisme.
I.2 RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimanakah hakekat manusia dalam pandangan Islam?
2.    Bagaimanakah eksistensi dan martabat manusia di hadapan Allah SWT?
3.    Bagaimanakah tanggung jawab manusia di dunia sebagai khalifah dan sekaligus sebagai hamba Allah SWT?
I.3 TUJUAN MAKALAH
1.    Memahami hakekat manusia menurut fitrahnya, sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an.
2.    Memahami sifat-sifat manusia serta kedudukannya di sisi Tuhan.
3.    Memahami peran-peran manusia sebagai khalifah di bumi, sekaligus kewajibannya menghamba kapada Allah SWT, serta bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


BAB II
PEMBAHASAN
II.1. HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
•    Penciptaan Manusia Dari Dua Unsur
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi dia makan dan ke dalam bumi dia kembali. Dari tanah, kembali menjadi tanah. Manusia dalam pandangan kaum materialism, tidak lebih dari kumpulan daging, darah, urat, tulang, urat-urat darah dan alat pencernaan. Akal dan pikiran, dianggapnya barang benda yang dihasilkan oleh otak. Pandangan mereka hanya sampai benda, dan hanya mempercayai benda-benda yang dapat diraba. Maka oleh karena itu dalam anggapan mereka, tidak ada keistimewaan manusia dibandingkan dengan makhluk lain yang hidup di muka bumi ini, bahkan dimasukannya ke dalam bangsa kera, yang setelah melalui masa panjang, berubah menjadi manusia sebagaimana kita lihat sekarang ini. Ini adalah Teori Evolusi atau Teori Desendesi, bahwa hayat berasal dari makhluk satu sel. Dia berevolusi ke dua arah, yaitu binatang dan tanaman. Evolusi itu berlangsung setingkat demi setingkat membentuk sejuta jenis hewan dan sepertiga juta jenis tanaman. Binatang satu sel sebagai awal evolusi dan manusia akhir (sementara) evolusi
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan tuhan dalam bentuk yang amat baik. Sesudah ditiupkan ruh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya. Sebagaimana Allah S.W.T telah berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 28-29:



“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman pada para malaikat: ‘sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,”(28)
“maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu padanya dengan bersujud’,”(29)
    Dari proses kejadian dan asal manusia menurut Al-Qur’an itu, Ali Syari’ati, sejarawan dan ahli sosiolog Islam, yang dikutip oleh Mohammad Daud Ali, mengemukakan pendapatnya berupa interpretasi tentang hakekat penciptaan manusia. Menurut beliau ada simbolisme dalam penciptaan dari tanah dan ruh (ciptaan) Allah. Maka simbolisnya adalah manusia mempunyai dua dimensi (bi-dimensional): dimensi ketuhanan dan dimensi kerendahan atau kehinaan. Makhluk lain hanya memppunayi satu dimensi saja (uni-dimensional).
    Dalam pengertian simbolis, lumpur (tanah) hitam menunjuk pada keburukan, kehinaan yang tercermin pada dimensi kerendahan. Di samping itu, dimensi lain yang dimiliki manusia adalah dimensi keIlahian yang tercermin dari perkataan ruh (ciptaan)-Nya itu. Dimensi ini menunjukkan pada kecenderungan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mencapai asal ruh (ciptaan) Allah dan atau Allah sendiri.
    Karena hakekat penciptaan inilah maka manusia pada suatu saat dapat mencapai derajat yang tinggi, tetapi pada saat yang lain dapat meluncur ke lembah yang dalam, hina dan rendah. Fungsi kebebasan manusia untuk memilih, terbuka baik ke jalan Tuhan maupun sebaliknya, ke jalan kehinaan. Kehormatan dan arti penting manusia, dalam hubungan ini, terletak dalam kehendak bebasnya untuk menentukan arah hidupnya.

•    Naluri Ketuhanan Manusia
Sifat manusia tersebut, yang mana memiliki kecenderungan untuk berTuhan telah dijelaskan oleh Allah S.W.T dalam surat Al-A’raf ayat 176:

“dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang sedemikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan “sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-oprang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”.
    Marilah kita berkaca pada kisah Nabiyullah Ibrahim sebagai cerminan, bagaimana beliau merenungi keberadaan alam sebagai bukti akan adanya Tuhan yang telah menciptakannya.
    Nabi Ibrahim lahir di negeri Babilon yang dikuasai oleh raja Namrudz, yang mana memerintahkan rakyatnya untuk menyembah berhala. Ayah nabi Ibrahim sendiri, yang bernama Azar adalah seorang pembuat berhala. Pada suatu ketika, sang raja bermimpi seorang anak datang dan mengambil mahkotanya lalu menghancurkannya. Ahli nujumnya menafsirkan mimpi tersebut bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan kekuasaannya. Akhirnya, raja Namrudz memerintahkan para pengawalnya untuk membunuh tiap bayi laki-laki yang lahir.
    Pada waktu itu, ibu nabi Ibrahim sedang mengandung beliau. Untuk menyelamatkan anaknya, sang ibu memutuskan untuk bersembunyi di dalam sebuah gua dan melahirkan di sana. Selama bertahun-tahun, Nabi Ibrahim muda dibesarkan di dalam gua untuk menghindari kekejaman raja Namrudz.
    Pada saat beliau telah dewasa dan keluar dari dalam gua, Nabi Ibrahim melihat betapa menakjubkannya alam semesta. Beliau bertanya-tanya dalam hati bagaimanakah hal itu bisa tercipta. Beliau juga merenungkan mengapa ayahnya serta kaumnya menyembah berhala yang dibuat sendiri oleh ayahnya, dan menganggap berhala tersebut sebagai Tuhan. Menurut beliau, tidak mungkin berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa tersebut layak dijadikan sesembahan.
    Pada saat beliau melihat bintang yang terang, beliau beranggapan bahwa bintang itulah Tuhan, karena ketinggian dan keindahannya. Tetapi pada saat bintang tersebut terbenam, maka beliau sadar bahwa Tuhan tidak mungkin tenggelam. Kemudian beliau melihat bulan. Beliaupun beranggapan bahwa bulan itulah Tuhan, karena lebih terang dan lebih besar dari bintang yang dilihatnya tersebut. Tetapi tatkala bulan juga terbenam, maka beliaupun menyadari bahwa Tuhan adalah sesuatu yang kekal, yang tidak mungkin terbenam atau mati. Kemudian, beliaupun melihat matahari terbit. Matahari tersebut memancarkan sinar yang hangat dan terang, yang mana jauh melampaui bintang dan bulan yang telah dilihatnya. Beliaupun menyangka bahwa matahari tersebutlah Tuhan yang sesungguhnya. Akan tetapi, tatkala matahari juga terbenam, maka beliaupun menyadari bahwa matahari itu bukanlah Tuhan. Matahari, bagaimanapun besarnya, adalah sama dengan makhluk-makhluk lainnya, yang akhirnya terbenam atau mati. Tuhan diyakininya adalah sesuatu yang terlepas dari sifat-sifat tersebut. Tuhan adalah Dzat yang mengandalikan jalannya alam semesta beserta isinya.
    Demikian itulah kisah Nabiyullah Ibrahim AS yang menjadi gambaran bagi kita bahwa manusia terlahir dengan fitrahnya sebagai makhluk yang berTuhan. Di samping itu, alam semesta beserta isinya adalah bukti akan adanya Sang Pencipta.

II.2. EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA
•    Kemuliaan Manusia
    Manusia pada dasarnya tidak akan dapat memahami tentang dirinya secara pasti, karena ketidakmungkinan manusia untuk dapat berdiri netral dan memandang dirinya dari luar dirinya sendiri. Pencipta atau pembuat dalam hal apapun akan lebih memahami barang ciptaannya. Demikian pula dengan manusia. Yang lebih mengetahui adalah sang pencipta manusia itu sendiri. Ini berarti bahwa jika manusia ingin mengetahui secara pasti mengenai hakekat dirinya secara benar, maka hendaklah ia menanyakannya kepada penciptanya sendiri, yaitu Tuhan, Allah SWT.
    Allah SWT menciptakan manusia sebagai mahkluk yang mulia, sebagaimana telah difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Al- Baqarah ayat 34 :

“ Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: ‘sujudlah kamu kepada Adam, ‘Maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang kafir,”.

    Perintah Allah SWT kepada para malaikat untuk bersujud kepada Adam As, menunjukkan keagungan dan kemuliaan manusia di sisi Allah SWT sebagai ciptaan-Nya yang paling sempurna. Malikat dan manusia sama-sama diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa menghambat kepada-Nya, senantiasa beriman dan bertakwa, serta tidak menyekutukan sesuatu apapun dengan-Nya. Akan tetaapi malaikat dan manusia tidaklah sama. Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya, serta di sucikan dari segala bentuk hawa nafsu duniawi. Sedangkan manusia, yang mana diciptakan dari dua unsur, yaitu tanah dan ruh, disamping sifat ketaatannya manusia juga dibekali oleh Allah SWT dengan akal pikiran dan hawa nafsu. Denga ndi bekali oleh hawa nafsu, maka keimanan manusia tidak dapat stabil sebagaimana keimanan para malaikat, karena hawa nafsu akan mendorong manusia untuk condong pada kehidupan duniawi. Akan tetapi, apabila manusia tetap menjaga keimanannya, maka keimanan manusia akan lebih mulia di hadapan Allah SWT.

    Kesempurnan penciptaan manusia tersebut, oleh Allah SWT difirmankan dalam surat At-Tiin ayat 4 :


“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,”.

•    Kedudukan Manusia yang dapat lebih rendah dari hewan
    Kemuliaan manusia yang diberikan Allah SWT seperti yang disebutkan diatas, hanya berlaku apabila manusia tetap memelihara keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Apabila keimanan dan ketakwaan tersebut tidak dapat dijaga, bahkan manusia ingkar dan mendurhakai Tuhannya, maka kedudukannya di sisi Allah SWT adalah lebih rendah dari pada hewan, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf ayat 179 :


“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah ), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai, “.


II.3. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DAN HAMBA ALLAH
•    Besarnya Tanggung Jawab Manusia
    Manusia hidup di dunia ini pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab. Kenapa demikian, karena manusia selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk hidup bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks individual, sosial ataupun teologis. Menjalani kehidupan ini merupakan kewajiban yang sifatnya mutlak.
    Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya) manusia berasa bertanggung jawab bhwa ia menyadari akibat baik ataupun buruk perbuatannya,dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengorbanan atau pengbdian untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu di tempuh memlalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Allah SWT.
Manusia itu berjuang untuk memenuhi keperluannya sendiri atau keperluan pihak lain.Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi linkungan alam.Dalam usahanya itu juga manusia menyadari bahwa ada kekutan lain yang ikut menentukan yaitu kekusaan Tuhan.Oleh karena itu tanggung jawab harus di miliki dalam setiap manusia agar merka men yadari apa-apa yang harus di lakukan harus mempertanggung jawabkan semua yang telah  di kerjakan.
Perhatikan firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 72:


“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanta kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan menghianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzolim dan amat bodoh, “.

Dalam ayat diatas, dijelaskan bahwa manusia memiliki tanggung jawab yang amat berat. Yang bahkan langit, bumi, dan gunung-gunung pun enggan memikulnya. Akan tetapi, manusia sering sekali menganggap remeh amanah yang dibebankan oleh Allah SWT tersebut. Padahal setiap amanat akan dimintai pertanggung jawabannya dihadapan Allah SWT kelak.

•    Manusia sebagai Khalifah di Bumi
Allah SWT berfirman bahwa fungsi dan peran manusia adalah sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah Ayat 30:

“Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya aku hendak menjadikanmu sebagai khalifah di muka bumi”, mereka berkata : “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan engkau?”. Allah berfirman : “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, khalifah berarti pimpinan umat. Menjadi pemimpin adalah fitrah setiap manusia. Namun karena satu dan lain hal, fitrah ini tersembunyi, tercemar bahkan mungkin telah lama hilang. Akibatnya, banyak orang yang merasa dirinya bukan pemimpin. Mereka telah lama menyerahkan kendali hidupnya pada orang lain dan lingkungan sekitarnya. Mereka perlu “dibangunkan” dan disadarkan akan besarnya potensi yang mereka miliki.
Kepemimpinan adalah suatu amanah yang diberikan Allah yang suatu ketika nanti harus kita pertanggungjawabkan. Karena itu siapa pun anda, di mana pun anda berada, anda adalah seorang pemimpin, minimal memimpin diri sendiri. Kepemimpinan adalah mengenai diri sendiri. Kepemimpinan adalah perilaku kita sehari-hari. Kepemimpinan berkaitan dengan hal-hal sederhana seperti berbakti kepada orang tua, tidak berbohong, mengunjungi kawan yang sakit, bersilahturahmi dengan tetangga, mendengar keluh kesah sahabat, dan sebagainya.
Kepemimpinan (Leadership) adalah kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangkala dibedakan antara kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses sosial. Sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh seseorang atau suatu badan. Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu badan, yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 58-59 yang artinya :


”Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan suatu hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Hai orang-orang yang beriman taatlah Allah dan RasulNya, dan orang-orang yang memegang kekuasaan diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalilah kepada Al-Qur’an dan Hadits. Jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya bagimu”.
Di dalam Surat An-Nisa ayat 58-59 tersebut dijelaskan kriteria pemerintahan (kepemimpinan) yang baik, yaitu :
a.   Pemerintah yang pemimpinnya menyampaikan amanat kepada yang berhak dan berlaku adil.
b.   Musyawarah pada setiap persoalan dan apabila terjadi perselisihan maka hendaklah kembali kepada sumber hukum Islam.
c.   Pemerintahan yang memiliki sifat kooperatif antara rakyat dan pemerintah, rakyat harus patuh dan taat pada peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam hal ini baik dan benar dan pemerintah harus benar-benar menjalankan pemerintahan untuk kepentingan rakyat.
    Setiap orang sebenarnya pemimpin. Setiap orang dapt mengatur dirinya sendiri. Sayangnya, banyak yang tidak sadar akan kemampuannya tersebut. Maka untuk menjadi sadar ada tiga hal yang perlu dilakukan agar kita semua sadar akan kemampuan kita sebagai pemimpin, yaitu :
a. Memahami diri sendiri (Self Understanding)
               Proses ini kita harus memahami dan mengenal diri kita. Untuk menjadi pemimpin kita harus sadar siapakah kita sebenarnya. Nabi Muhammad SAW bersabda :
             "Siapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya"
           tanpa mengenali diri kita dengan benar ,maka sulit untuk menemukan makna kehidupan hidup adalah sebuah perjalanan melingkar, kita harus tahu siapa kita dan bagaimana kita seharusnya?
b. Kesadaran diri (Self Awareness)
                Kesadran diri berarti sadar akan perasaan kita . Untuk menjadi pemompim kita harus melek emosi dan kita harus mampu mengenali dan mengindentifikasi-kan perasaan apapun yang sedang kita rasakan.
c. Pengendaalian diri (self Control)
                  Pengendalian diri berarti sadar sepenuhnya akan apa yang akak kita lakukan Ini adalh hasil dari kecerdasan emosi yang tinggi. Pengendalian diri baru dapat terlihat ketika situsi yang sulit dan melibatkan emosi, sebagai pemimpin kita harus bisa mengendalikannya. Pemimpin yang mampu mengendalikan diri tidak akan tergoda untuk melakukan  dan memgambil sesuatu yang bukan haknya. Pengendalian duru juga ditunjukkan oleh keberanian seseorang untuk membuat komitmen dan melaksanakan komitmen tersebut.
•    Fasilitas Bagi Masnusia Selaku Khalifah
Dalam melaksanakan kekhalifahannya, untuk menjalankan ajaran-ajaran Allah seperti yang dicontohkan nabi dan rasul, manusia mendapatkan fasilitas alam semesta yang terus berputar, bergerak, tumbuh, dan berproses secara pasti di bawah takdir Allah. Kepastian proses itu menjadikan manusia tak ragu untuk melakukan sesuatu sesuai pilihan masing-masing. Alam menyediakan kepastian tumbuhnya padi bila manusia menanam padi. Alam menyediakan kepastian proses terciptanya hujan yang tidak pernah berubah. Alam juga tidak pernah mengubah kejadian molekul uap air yang merupakan campuran 2 hidrogen dan 1 oksigen.
Fasilitas alam semesta yang merupakan karunia Allah SWT tersebut, telah dijelaskan dalam surat Al-Jatsiyah ayat 12-13:


“Allah lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur,”(12)
“Dan dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya opada yang dsemikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir,”(13)
Segala yang ada di muka Bumi diadakan untuk manusia. Mulai dari atmosfer, gunung gunung, hujan, angin, miliaran jenis tanaman dan binatang, semuanya diciptakan Allah untuk melayani manusia. Di sini kita merasakan betapa ada 'kesengajaan' yang sangat besar untuk menjadikan bumi ini sebagai panggung drama kehidupan kita. Maka, untuk mendukung terjadinya kehidupan di muka Bumi ini secara sempurna Allah menciptakan berbagai fasilitas kepada manusia.
Mulai dari bentuk Bumi yang bulat, kemiringannya yang 23,5 derajat, atmosfer yang tujuh lapis sebagai pelindung kehidupan, Bumi yang berotasi (berputar pada diri sendiri) dengan kecepatan lebih dari 1.600 km per jam, mau pun kecepatan revolusi (mengitari Matahari) yang sangat tinggi.
Demikian pula, air hujan yang terukur kadarnya, komposisi udara yang sangat khas, dan miliaran fasilitas lainnya yang sangat kompleks, terdapat di alam sekitar kita, temasuk tanam tanaman dan seluruh binatang di permukaan planet ini.
        Dari semua fasilitas-fasilitas tersebut merupakan anugerah dan karunia Allah SWT sebagaimana yang telah difirmankan dalam surat Luqman ayat 20:

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.”
 
•    Manusia Sebagai Hamba Allah
Dengan bekal Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi manusia, kita menemukan bahwa nama Tuhan adalah Allah SWT. Kita juga dapat mentukan jawaban atas pertanyaan besar manusia, yaitu untuk apa manusia hidup di dunia? Yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT secara total dalam kehidupan ini. Firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzaariyat ayat 56:

    “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku,”.
        Inilah alasan satu-satunya manusia hidup di dunia, dan alasan ini sangat masuk akal dan terjamin kebenarannya karena dinukil dari kitab yang menjadi manual instructions bagi manusia yang juga telah dibuktikan kebenarannya menggunakan akalnya. Ketika akal telah membuktikan kebenaran Al-Qur’an maka fakta apapun yang diterangkan dan disampaikan adalah juga pasti benar dan masuk akal. Allah menerangkan dalam ayat-Nya dengan memakai dua kata negasi dalam ayat di atas tersebut. Allah tidak mengatakan “Aku menciptakan  jin dan manusia supaya mereka beribadah kepada-Ku” tetapi menggunakan dua kalimat negasi “tidak” dan “kecuali”. Ini berarti bahwa penciptaan manusia benar-benar tidak mempunnyai tujuan selain beribadah kepada Allah dalam totalitas kehidupannya.
        Ibadah dalam Islam tidak boleh diartikan sebagai sesuatu yang bersifat sempit yang hanya berkisar ibadah Mahdhah atau ibadah ritual. Namun, ibadah dalam arti sesungguhnya adalah setiap aktifitas manusia yang disesuaikan dengan kehendak Allah SWT selama 24 jam karena Allah sudah menegaskan kepada manusia bahwa satu-satunya alasan hidupnya adalah beribadah. Apabila ibadah hanya seputar sholat dan ritual yang lainnya maka bagaimana dengan segmen hidup manusia lainnya, seperti ekonomi, politik, budaya, pergaulan dan lainnya, apakah itu bukan ibadah? Inilah yang disebut dengan Islam Kaffah, yaitu Islam secara keseluruhan, sebagai bentuk penghambaan total kepada Allah sesuai dengan yang disampaikan Allah dalam Al-Quran. Oleh karena itu sejatinya bagi seorang muslim, setiap aktifitasnya, baik sholat, zakat, puasa, haji, bekerja, berinteraksi dengan manusia lain, berekonomi, berpolitik dan pemerintahan adalah ibadah yang harus diselesaikan menurut solusi yang telah diberikan Allah SWT dalam Al-Qur’an.
    Tugas hidup manusia sebagai ’Abdullah merupakan reali¬sasi dari mengemban amanah dalam arti: memelihara beban/tugas-tugas kewajiban dari Allah yang harus dipatuhi, kalimah La ilaaha illa Allah atau kalimat tauhid, dan atau ma’rifah kepadaNya. Sedangkan Khalifah Allah merupakan realisasi dari mengemban amanah dalam arti: memelihara, memanfaatkan, atau mengoptimalkan penggunaan segala anggota badan, alat-alat potensial (termasuk indera, akal dan qalbu) atau potensi-potensi dasar manusia, guna menegakkan keadilan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup.
    Mengapa manusia bertugas sebagai ‘abdullah? Untuk menjawab masalah ini bisa dikaitkan dengan proses kejadian manusia yang telah dikemukakan terdahulu. Dari uraian sebelumnya dapat difahami bahwa pada dasarnya manusia terdiri atas dua substansi, yaitu jasad/materi dan roh/immateri. Jasad manusia berasal dari alam materi (saripati yang berasal dari tanah), sehingga eksistensinya mesti tunduk kepada aturan-aturan atau hukum Allah yang berlaku di alam materi (Sunna¬tullah). Sedangkan roh-roh manusia, sejak berada di alam arwah, sudah mengambil kesaksian di hadapan Tuhannya, bahwa mereka mengakui Allah sebagai Tuhannya dan bersedia tunduk dan patuh kepadaNya. Karena itulah, kalau manusia mau konsisten terhadap eksistensi dirinya atau naturnya, maka salah satu tugas hidup yang harus dilaksana¬kannya adalah ’abdullah (hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh kepada aturan dan KehendakNya serta hanya mengabdi kepadaNya). Hanya saja diri manusia juga telah dianugerahi kemam¬puan dasar untuk memilih atau mempunyai “kebebasan”, sehingga walaupun roh Ilahi yang melekat pada tubuh material manusia telah melakukan perjanjian dengan Tuhannya (untuk bersedia tunduk dan taat kepadaNya), tetapi ketundukannya kepada Tuhan tidaklah terjadi secara otomatis dan pasti sebagaimana robot, melainkan karena pilihan dan keputusannya sendiri. Dan manusia itu dalam perkembangannya dari waktu ke waktu suka melupakan perjan¬jian tersebut, sehingga pilihannya ada yang mengarah kepada pilihan baiknya (jalan ketaqwaan) dan ada pula yang mengarah kepada pilihan buruknya (jalan kefasikan). Karena itu Allah selalu mengingatkan kepada manusia, melalui para Nabi atau Rasul-rasulNya sampai dengan Nabi Muhammad SAW. sebagai nabi/rasul terakhir, agar manusia senantiasa tetap berada pada naturnya sendiri, yaitu taat, patuh dan tunduk kepada Allah SWT. (’abdullah). Setelah rasulullah SAW. wafat, maka tugas memperingatkan manusia itu diteruskan oleh para shahabat, dan para pengikut Nabi SAW. (dulu sampai sekarang) yang setia terhadap ajaran-ajaran Allah dan rasulNya, termasuk di dalamnya adalah para pendidik muslim.
•    Kebebasan Manusia Memilih Jalannya
“Hidup adalah pilihan” adalah sebuah kalimat yang mungkin sangat sederhana dan seringkali kita dengar dan baca. Namun, tidak banyak di antara kita yang benar-benar memahami lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya pembahasan tentang hal ini, ternyata belum juga berkolerasi dengan pelaksanaannya.
    Hidup adalah pilihan, kita akan hidup berdasarkan pilihan-pilihan yang kita buat, kita akan dinilai dengan pilihan-pilihan yang kita buat, kita akan dihargai dengan pilihan-pilihan yang kita buat, kita akan menjadi seperti apa yang kita pilih dalam setiap segmen dari kehidupan kita.
-->

    Today is yesterday, tommorow is today
        Apa yang kita lihat pada diri kita saat ini, bisa jadi sebagian besar adalah pilihan kita sendiri, lebih tepatnya akumulasi dari seluruh pilihan kita pada masa lalu. Posisi kita dalam pekerjaan kita sekarang adalah hasil dari pilihan-pilihan hidup kita di masa lalu. Pendamping hidup kita adalah cerminan dari pilihan-pilihan hidup kita pada masa lalu.
        Ketika kita melihat seseorang bisa membaca Al-Qur’an dengan mahir dan baik, itu mencerminkan akan usahanya yang kerasa dalam belajar membaca Al-Qur’an di masa lalu. Kitaa dapat mengetahuinya dan dapat memastikannya walaupun kita tidak menyaksikannya. Pun sama ketika kita melihat seseorang yang sukses dalam materi, ini menandakan betapa banyak dan luas usaha yang telah dia lakukan dalam meraih posisi seperti itu, terlepas usahanya halal atau haram, walaupun kita tidak menyaksikannya secara langsung.
        Hidup adalah pilihan. Oleh karena itu, kita sesungguhnya dapat menilai seperti apa pilihan-pilihan yang dibuat pada masa lalu seseorang cukup dengan hanya melihat keadaannya sekarang. Hal ini telah difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Asy-Syams ayat 7-8:
   
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya”
        Karena hidup adalah pilihan, maka apa yang kita lihat pada diri kita hari ini, dan apa yang kita lihat pada diri orang lain hari ini adalah hasil dari pilihan-pilihan yang kita dan mereka buat di masa lalu. Keadaan hidup kita masa depan akan ditentukan oleh apa saja yang kita pilih saat ini. Sekarang pun, sebenarnya kita sedang menulis kisah hidup kita sendiri di sebuah buku yang mempunyai judul dengan nama kita sendiri, dan saat ini pun kita sedang menuliskannya, setiap hari lembar demi lembar. Anehnya, terkadang kita melihat orang-orang yang tidak menyesuaikan pilihan hidupnya dengan yang dia inginkan. Muda foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk syurga, sebuah slogan yang ngawur, yang tidak mungkin akan terjadsi karena hidup adalah pilihan.
    One time one choice
        Hal yang sangat jelas adalah bahwa manusia tidak akan bisa membuat dua pilihan yang sama dalam waktu yang sama. Pilihan itu ibarat fokus kamera, kita tidak akan bisa membuat dua fokus pada gambar yang sama. Ketika anda membaca makalah ini, berarti anda meninggalkan pilihan untuk melihat buku atau bahan bacaan yang lain. Anda tidak dapat memilih dua hal secara bersamaan.
        Tujuan seorang muslim yang sadar akan kehidupannya pastilah menuju syurga Allah, yang dalam jalan ini pasti ada banyak penghalang dan hambatan yang merintangi. Dia harus siap dimaki dengan kata-kata yang tidak pantas, siap dikucilkan karena mereka memegang teguh islamnnya, siap dituduh dengan tuduhan yang kejam dan sinis, siap untuk menanggung beban ekonomi karena banyaknya transaksi haram yang tidak boleh mereka lakukan, siap untuk beribadah kepada Allah degnan ibadah ibadah yang total. Bahkan, siap ketika nyawanya diancam karena dia menegakkan perjuangan dan menyeru jihad fii sabilillah. Ini adalah sebagian hambatan yang dihadapi ketika seseorang ingin menuju syurga-Nya. Akan tetapi, ketika dia selalu mengingat tujuannya, mengingat janji Allah bahwa dia akan menganugerahi muslim dengan syurga-Nya maka dia akan selalu bersemangat daloam ibadahnya dan tidak menganggap semua perlakuan jelek kepadanya sebagai beban, melainkan suatu hal harus dijalani sebagai konsekuensi menuju syurga Allah. Dia tidak akan menyerah pada realitas dan kondisi yang mengahalanginya melainkan dia akan mengubah semua itu agar sesuai dengan tujuannya, yaitu Allah SWT.
 
“Sesungguhnay Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga pereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri,”.(Ar-Ra’d:11)
        Hidup adalah pilihan, kita tidak bisa memilih dua hal pada saat yang bersamaan. Tidak ada konsep win-win solution di dalam kebenaran dan kewajiban. Konsep Islam adalah konsep kebenaran yang sagat jelas, take it or leave it, winner takes all and looser loose all. Dalam Islam, hanya ada dua pilihan, Islam atau selain Islam. Haq atau bathil. Tidak ada pertengahan di antara keduanya.
    With great choise comes great investment, consequences and risk
        Setiap pilihan juga memiliki investasi, konsekuensi dan resiko tertentu. Tidak satupun pilihan yang tidak memiliki investasi, konsekuensi dan resiko. Investasi adalah sesuatu yang harus kita keluarkan dan lakukan utnuk memulai sesuatu pilihan, konsekuensi yang dimaksud di sini adalah dalam arti sesuatu yang akan datang kepada kita saat memutuskan suatu pilihan dan risiko adalah sesuatu yang akan datang setelah kita menentukan sebuah pilihan atau saat kita melakukan sebuah pilihan. Apabila kita taat kepada Allah, risikonya adalah kita akan masuk ke syurga-Nya, bila kita tidak menaati-Nya maka risiko neraka telah menanti. Cerdas adalah risiko dari dari pilihan seseorang untuk selalu berfikir, dan prestasi adalah risiko dari pilihan berbuat yang terbaik dalam aktivitasnya. Semakin besar pilihan hidup seseorang maka semakin besar pula investasi yang harus dikeluarkan, konsekuensi yang harus ditanggung dan risiko yang kelak menantinya.
        Seorang Muslim yang menentukan bahwa pilihannya adalah syurga Allah, selalu akan menginvestasikan setiap waktu, tenaga, harta, diri, keluarga, bahkan nyawanya di jalan Allah. Dia pun akan menjalani setiap konsekuensinya dengan penuh kesadaran, ketaatan dan keikhlasan debagai bagian yang harus dia jalani. Dia tidak akan pernah jemu untuk menjalankan setiap perintah Allah sebagaimanapun sulitnya. Dia akan menghormati orangtuanya, menyayangi anak-anaknya dan mencintai istrinya sebagaimana dia sangat memedulikan sesamanya. Dia tidak akan bosan dalam menolak segala bentuk kemaksiatan. Dia akan menolak riba dalam bentuk apapun, menjauhi zina dan khalwat, mencegah dirinya dari suap dan disuap, serta mengunjing dan mengghibah saudaranya.
        Dia pun mengetahui risiko yang akan diterimanya ketika dia menempatkan dirinya di jalan Allah bahwa malapetaka, kengerian dan goncangan-goncangan akan selalu menyertainya. Orang-orang sinis akan sewlalu mengolok-oloknya. Bahkan, kematian ataupun penyiksaan yang akan menjumpainya dalam perjuangan kebenaran ini. Renungkanlah firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 214 berikut:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “bilakah datangnya pertolongan Allah?” ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”

BAB III
PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
    Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, yang diciptanan dari dua unsur yang berbeda yaitu tanah dan ruh. Tanah mencerminkan sifat manusia yang cenderung kepada kehidupan duniawi, sedangkan ruh mencerminkan kecondongan manusia untuk taat kepada Allah SWT, penciptanya. Manusia pada fitrahnya    memiliki naluri yang dapat mengantarkannya untuk kepada Tuhannya yaitu Allah SWT.
    Manusia memiliki kedudukan yang mulia dihadapan Allah SWT, melampaui derajat malaikat-malaikat-Nya selama mereka menjalani kehidupannya sesuai dengan tuntunan dan ajaran dari Allah SWT. Akan tetapi, manusia juga dapat jatuh ke dalam derajat yang lebih hina daripada binatang apabila mereka durhaka kepada Allah SWT.
    Dalam kehidupan di dunia, manusia memiliki dua peran utama. Peran tersebut adalah sebagai seorang khalifah dan sekaligus sebagai hamba Allah. Sebagai khalifah, manusia berperan mengembangkan dan mendayagunakan segala aspek kehidupan di dunia. Sedangkan sebagai hamba Allah, manusia berperan sebagai pengabdi yang senantiasa menghamba dan mencurahkan hidupnya guna memperoleh ridho dari Allah SWT.
    Allah memberi kebebasan bagi manusia untuk memilih jalan hidup seperti apa yang akan dilaluinya dalam kehidupan di dunia. Manusia berhak menerima ataupun menolak tanggungjawabnya baik sebagai khalifah maupun sebagai hamba Allah, dan pilihan tersebut akan dipertanggungjawabkan olehnya di hadapan Allah kelak.
III.2. SARAN
    Demikianlah makalah ini kami buat. Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari sempurna, dan oleh karena itu kami mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang membangun dari Bapak Dosen Imam Ghazali, S.Ag serta dari teman-teman mahasiswa demi meningkatkan kualitas keilmuan dan keimanan kita selaku hamba Allah yang telah terpilih sebagai khalifah di muka bumi.
    Wallahu A’lam

DAFTAR PUSTAKA

Siauw, Felix Y.2003.Beyond The Inspiration.Khilafah Press.Jakarta.
Al-Qarni, A’idh bin Abdillah.2005.Manusia Bumi, Manusia Langit.Aqwam.Solo.
Marhijanto, Kholilah.Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul.1995.Arkola.Surabaya.

Makalah Pengertian Akhlak Dan Tasawuf Dalam Islam

Pendahuluan
1. Latar Belakang

Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan seseorang. Kita
misalnya mengatakan orang itu baik dan orang itu buruk. Masalahnya apakah yang disebut baik dan buruk itu? Dan apa ukuran atau indicator yang dapat digunakan untuk menilai pebuatan itu baik atau buruk? Dan apakah baik dan buruk itu merupakan sesuatu yang mutlak atau relative? Dan bagaimana pandangan islam terhadap baik dan buruk berikut hal-hal yang tekait dengan keduanya itu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dicarikan jawabannya sehingga pada saat kita menilai sesuatu itu baik atau buruk memiliki patokan atau indicator yang pasti. Untuk itu pada makalah ini akan dibahas pengertian baik dan buruk, ukuran untuk menilai baik dan buruk, sifat baik dan buruk, serta pandangan islam mengenai baik dan buruk. Pembahasan masalah ini kita masukkan disini karena berkaitan dengan pembahasan tentang akhlak, sehingga dikatakan bahwa ilmu akhlak ini membahas tentang tingkah laku dan perbuatan manusia dan menetapkannya baik atau buruk.

2. Tujuan

    Untuk mengetahui masalah yang disebut baik dan buruk, indicator yang dapat digunakan untuk menilai  baik dan buruk dan pandangan islam terhadap baik dan buruk.
BAB II

A.    Pengertian baik dan buruk
Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khair dalam bahasa arab, atau good dalam bahasa inggris. Louis Ma’luf dalam kitabnya, Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan (Louis Ma’luf,Mujid,(Beirut:al-Katatulikiyah,t.t),hlm.198.).. Sementara itu dalam Websters New Twentieth century dictionary, dikatakan bahwa baik adalah suatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan, kesenangan, persesuaian dan seterusnya (Webster’s New Twentieth Century Dictionary , hlm .789.). Selanjutnya yang baik itu juga adalah suatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan yang memberikan kepuasan (Hombay, AS., EU Gaterby, H.Wakefield,The Advance leaner’s Dictionary Of Current English, (London:Oxford University Dictionary , hlm.401).Yang baik itu juga dapat diartikan sesuatu yang sesuai dengan keinginan(Webster’s World University Dictionary, hlm.401.). Dan disebut baik itu juga dapat pula berarti sesuatu yang mendatangkankan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia (Ensiklopedi Indonesia, Bagian I, hlm.362.). Dan selain itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa secara umum bahwa yang disebut baik atau kebaikan adalah sesuatu yang diiginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, jika tingkah laku tersebut menuju kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai (value), apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang kongkret(Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), cet.II, hlm.81.).. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa yang disebut baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Definisi kebaikan tersebut terkesan antroposentris, yakni memusat dan bertolak dari sesuatu yang menguntungkan dan membahagiakan manusia.
Mengetahui sesuatu yang baik sebagaimana yang disebutkan diatas akan mempermudah dalam mengetahui yang buruk. Dalam bahasa arab, istilah buruk dikenal dengan syarr, dan diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam kwalitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, tak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, yang tercela dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. Dengan demikian yang dikatakan buruk adalah suatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik dan tidak disukai kehadirannya.


B.    Penentuan baik dan buruk

1.     Baik buruk menurut aliran adat istiadat (sosialisme)

Menurut aliran ini baik buruk ditentukan berdasarkan adapt istiadat yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat. Orang yang mengikuti adapt dipandang baik dan yang menentang dianggap buruk, dan perlu dihukum secara adat.
Ahmad Amin mengatakan bahwa setiap bangsa menpunyai adat dan menganggap baik jika, mengdidik anak-anaknya secara adat istiadat, menanamkan perasaan mereka bahwa adat akan membawa kepada kesucian sehingga apabila seseorang menyalahi adat sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya (Asmaran As, op. cit, hlm.30.). 
Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadat ang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, cakap-cakap, dan sebagainya. Orang yang mengikuti cara yang demikian itulah yang dianggap baik. Kelompok yang menilai baik dan buruk berdasarkan adat istiadat ini dalam tinjauan filsafat dikenal dengan istilah aliran sosialisme.


2.     Baik buruk menurut aliran Hedonisme

Aliran Hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua karena berakar pada filsafat yunani, khususnya pemikiran filsafat Epicurus ( 341-270 SM), yang selanjutnya dikembangkan oleh cyrenics dan belakangan ditumbuh kembangkan oleh Freud (Ahmad Amin, loc. Cit,. hlm.92; Poedjawijatna,loc,.cit., hlm.44.).
Paham ini menyatakan perbuatan baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kenikmatan, kelezatan dan kepuasan nafsu biologis. Epicurus sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa kebahagian atau kelezatan itu adalah tujuan manusia. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan.
Hedonisme model pertama yang individualistik lebih banyak mewarnai masyarakat barat yang bercorak liberal dan kapitalis, sementara hedonisme model kedua yang sosialistik banyak mewarnai masyarakat eropa yang komunis.

3.     Baik dan buruk menurut paham intuisisme (humanisme)

Intuisi adalah kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk. Dengan sekilas tampa melihat buah atau akibatnya9. Kekuatan batin atau yang disebut juga sebagai kata hati adalah merupakan potensi rohaniah yang secara fitrah telah ada pada diri setiap orang. Paham ini berpendapat bahwa pada setiap manusia mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan sekilas pandang10. Kekuatan batin ini terkadang berbeda refleksinya, karena pengaruh masa dan lingkungan, akan tetapi pada dasarnya ia tetap sama dan berakar pada tubuh maanusia. Apabila ia melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang dapat memberitahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hukum baik dan buruknya. Oleh karna itu kebanyakan manusia sepakat mengenai keutamaan seperti benar, dermawan, berani dan mereka juga sepakat menilai buruk terhadap suatu perbuatan yang salah, kikir dan pengecut.
Poedjawijatna mengatakan bahwa menurut aliran ini yang baik adalah yang sesuai dengan kodrat manusia, yaitu kemanusiaannya cenderung kepada kebaikan. Penentuan terhadap baik buruknya tindakan yang kongkret adalah perbuatan yang sesuai dengan kata hati orang yang bertindak. Dengan demikian ukuran baik buruk suatu perbuatan menurut paham ini adalah tindakan yang sesuai dengan derajat manusia, dan tidak menentang atau mengurangi keputusan hati (Poedjawijatna, op, cit.,hlm.49). Secara batin setiap orang pasti tidak akan dapat membohongi kata hatinya.jika suatu ketika seseorang yang mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya, hal yang demikian hanya dapat dilakukan atau ditrima oleh ucapannya, tetapi kata hatinya tetap tidak mengakui kebohongan itu.

4.     Baik dan buruk menurut paham Utilitarianisme
Secara harfiah berarti berguna. Menurut paham ini bahwa yang baik adalah yang berguna.Jika ini berlaku bagi perorangan,disebut individual,dan jika berlaku bagi masyarakat dan Negara disebut social.
Pada masa sekarang ini,kemajuan dibidang teknik cukup meningkat,dan kegunaanlah yang menentukan segala-galanya.Namun demikian paham ini cenderung ektrim dan melihatkegunaan hanya dari sudut pandang materialistik.Kegunn bisa diterima jika hal-hal yang digunakan tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.Nabi misalnya menilai orang yang baik adalah memberi manfaat bagi yang lainnya.( HR.Bukhari).

5. Baik buruk menurut paham Religiosisme.
    Menurut paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak tuhan,sedangkan perbuatan buruk adalah sebaliknaya.Dalam paham ini keyakianan teologis,yakni keimanan kepada tuhan memegang peranan penting,karna tidak mungkin orang mau babuat sesui dengan kehendak tuhan jika bersangkutan tidak beriman kepadaNya.
    Diketahui didunia ini terdapat bermacam-macam agama ,dan masing-masimg menentuken bik dan buruk menurut ukurannya masing-masing.Agama Hindu,Budha,Yahudi,Kristen dan Islam misalnya ,masing-masing memiliki tolak ukur tentang baik dan buruk yang dengan yang lainnya berbeda-beda.

C. Sifat Dari Baik Dan Buruk

    Sifat dan corak baik buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat adalah sesuai dengan sifat dari filsafat itu sendiri,yakni berubah dan tidan universal.Nilai baik dan buruk bersifat relative.
Sifat baik dan buruk berguna sesui zamannya ,dan ini dapat dimanfaatkan untuk menjabarkan ketentuan baik dan burukyang terdapat dalam ajaranAhlak yang besumber dari ajaran islam.

D. Baik Buruk Menurut Ajaran Islam.

    Ajaran islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah S.W.T.,menurut ajran agama islam penentuan baiak dan buruk harus didasarkan pada Al-quran dan Hadist.Didalam Al-quran maupun hadist banyak dijumpai istilah yang mengcu pada yang baik dan yang buruk. Diantara istilah yang mengacu pada hal yang baik misalnya al-hasanah,thayyibah,khair,mahmudah ,karimah dan al-birr.

1. Al-hasanah
    Al-Raghib Asfahani mengemukakan bahwa sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau yang dipandang baik adalah hasanah.Hasanah  dibagi menjadi tiga ,pertama hasnah dari segi akal,kedua hasnah dari segi nafsu/keinginan dan hasanah dari panca indra (Al-Raghib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat al-fadz al-Qur’an, (Beirut:Dar al-Fikr, t.t.).hlm.117.). Lawan dari hasanah adalah Al-sayyiah. Yang termasuk hasanah mislnya keuntungan,kelapangan rezeki dan kemenangan.

2. Al-thayyibah
    Kata Al-thayyibah khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatuyang memberikan kelezatan kepada panca indra dan jiwa,seperti makanan ,pakaian,dan tempat tinggal dan sebagainya (Ibid., hlm.321.). Lawan dari Al-thayyibah adalah Al-qhabibah yang artinya buruk.

3. Al-khair
    Kata Al-khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baikoleh seluruh umat manusia,seperti berakal,adil,keutamaan dan segala sesuatu yang ber manfaat.Lawannya adalah Al-syarr (Ibid., hlm. 163.).

4.Karimah
    Kata Al-karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan ahlak yang terpuji yang ditampakkan pada kehidupan sehari-hari (Ibid., hlm. 446.).Selanjutnya kata karimah biassa digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang terpuji yang sekalanya besar,seperti menafkahkan hartanya dijalan Allah dan berbuat baik pada orang tua.

5. Al-mahmudah
    Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang utamasebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai Allah SWT (Ibid., hlm. 163.). Dengan demikian kata Al-mahmudah lebih menunjukkan pada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual.

6.Al-birr
    Kata Al-birr digunakan untuk menunjukkan pad upaya memperluas melakukan perbuatan yang baik.Kata tesebut terkadang digunakan sebagai sifat Allah dan terkadang juga untuk manusia.Jika kata tersebut diguanakan untuk sifat Allah ,maka maksudnya adalah bahwa Allah memberikan pahala yang besar,dan jika digunakan untuk manusia , maka yang dimaksud adalah ketaatannya (Ibid., hlm. 37.).
____________________________Daftar Pustaka__________________________________________



Amin, Ahmad, Etika (ilmu ahlak),(ter.) Farid Ma’ruf,dari judul asli al- Akhlaq, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983),cet.III.
Asfahani,al-Raghib,Mu’jam Mufradat Alfadz Al-Qur’an,(Beirut:Dar al-Fikr,t,t.).
Charis Zubair, Ahmad, Kuliah Etika, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990)cet II.
Nata, Abuddin, MA,,Dr.H, Aklak Tasawuf, JAKARTA, PT Raja Grafindo Jakarta, 2002

INDONESIA SEBAGAI MASYARAKAT MAJEMUK

TUGAS MANDIRI

“INDONESIA SEBAGAI MASYARAKAT MAJEMUK”

Oleh:

Nama     : Achmad Muhammad Hambali
NPM     : C02212088
Kelas    : B

Prodi     : Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2010



BAB I

PENDAHULUAN

Sulit dipungkiri, Indonesia ditinjau dari aspek manapun merupakan sebuah bangsa yang majemuk. Ini terlebih jika dikontrakan dengan bangsa-bangsa lain seperti Jepang, Korea, Thailand, ataupun Anglo Saxon (Inggris). Kemajemukan ini tampak dalam manifestasi kebudayaan bangsa Indonesia yang tidak “satu”. Budaya Indonesia dapat dengan mudah dipecah kedalam budaya Jawa, Sunda, Batak, Minangkabau, atau pun Toraja, sebagai misal.
Kemajemukan juga termanifestasi dalam masalah agama, lokasi domestik, tingkat ekonomi ataupun perbedaan-perbedaan sikap dalam politik. Sikap politik, secara khusus, paling mudah menampakkan diri ke dalam bentuk partai-partai politik yang bervariasi dan hidup berkembang di bumi Indonesia.
Ciri dari masyarakat majemuk adalah secara atruktural memiliki sub-sub kebudayaan yang bersifat diverse. Ia kurang mengalami perkembangan dalam hal sistem nilai atau konsesur yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat. Kurang pola ditandari oleh berkembanganya sistem nilai dari kesatuan-kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya dengan penganutan peranggotanya masing-masing secara tegar dalam tebentuknya yang relative murni serta sering timbulnya konflik-konflik sosial. Masyarakat majemuk biasanya tersegmentasi kedalam kelompok yang punyai sub kebudayaan yang berbeda.
Sebab itu, merupakan suatu kajian menarik guna melihat seperti apa manifestasi kemajemukan struktur masyarakat Indonesia ini. Kemudian penelaahan akan dilakukan seputar kelebihan serta keemahan dari struktur majemuk masyarakat Indonesia ini.

BAB II

PEMBAHASAN
Keanekaragaman kultur Indonesia
Selaku pisau nalisa, perlu terlebih dahulu dibedah pengertian dari Keanekaragaman kultur “Mutukultur”. Kajian ini mengenai masyarakat majemuk signifikan terutama didalam masyarakat yang memang terdiri atas aneka pelapisan sosial dan budaya yang satu sama lain saling berbeda. Indonesia, sebab itu, mengembangkan slogan Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu). Slogan ini bersifat filosofis politis. Oleh sebab itu tanpa adanya unsur pemersatu, akan mudah kiranya memecah belah kohesi politik masyarakat yang mendalami sekujur kepulauan nusantara ini.
Mengenai keanekaragaman kultur ini, Bhikhu Parekh membedakannya menjadi 3 yaitu : (1) Keanekaragaman Subkultural, (2) Keanekaragaman Perspektif, dan (3) Keanekaragaman Komunal. Ketiga pengertian mengnai keanekaragaman ini memiliki dampak berbedanya titik analisis atas kajian keanekaragaman atau multikultur yang dilakukan.

1.    Keanekaragaman Subkultural
Menurut Parekh, Keanekaragaman subkultural adalah sutu kondisi dimana para anggota masyarakat memiliki satu kebudayaan umum yang luas dianut, beberapa diantara mereka menyakinkan keyakinan dan praktek yang berbeda berkenaan dengan wilayah kehidupan tertentu atau menempuh cara hidup mereka sendiri yang relative sangat berbeda.
Kini, kelompok-kelompok miskin urban, “pun” kaum waria, gay, lesbian, dan kelompok-kelompok yang oleh masyarakat umum disebut “menyimpang” merupakan wujud dari keanekaragaman subkultural ini. Termasuk ke dalam contoh ini adalah Komunitas Lia Eden, kelompok-kelompok ‘sempalann” agama mainstream.

2.    Keanekaragaman Perspektif
Manurut Parekh, Keanekaragaman perspektif adalah suatu kondisi dimana beberapa anggota masyatakat sangat krisis terhadap beberapa prinsip atau nilai-nilai sentral kebudayaan yang berlaku dan berusaha untuk menyatakannya kembali disempanjang garis kelompok yang sesuai. Gerakan-gerakan Feminis dan emansipasi perempuan merupakan perwakilan dari keanekaragaman perspektif. Kemudian isu-isu pembentukan masyarakat madani di Indonesia, termasuk ke dalamnya isu-isu pembentukan Negara Islam atau Negara Pancasila, mewakili Keanekaragaman Perspektif ini.

3.    Keanekaragaman Manual
Terakhir, Keanekaragaman Kamunal adalah suatu kondisi sebagian besar masyarakat yang mencakup beberapa komunitas yang sadar diri dan terorganisasi dengan baik. Mereka menjalankan dan hidup dengan sistem kayakinan dan praktek yang berlainan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya.
Misal dari Keanekaragaman Komunal ini adalah para imigran yang baru tiba, komunitas-komunitas Yahudi di Eropa dan Amerika, kaum Gypsi, masyarakat Amish, kelompok-kelompok cultural yang berkumpul secara territorial seperti kaum Basque di Spanyol. Di Indonesia asuk ke dalam kelompok ini misalnya kawasan-kawasan Perinan (hunian komunitas Cina), wilayah-wilayah yang dihuni suku-suku bangsa di luar wilayahnya (komunitas Batak di Jakarta dan Bandung, misalnya).
Bahasa atas tiga pengertian keanekaragaman ini membawa kita pada pertanyaan, kearah mana keanekaragaman Indonesia hendak dialamatkan? Asumsi penelitian akan keanekaragaman Indonesia biasanya langsung ditunjukan pada hal-hal seperti keragaman agama, bahasa, suku bangsa, dan wilayah domisili berdasar kepulauan tempat tinggal. Namun, ketika diperhadapkan pada pembagian pengertian keanekaraman menurut Parekh ini, perlu dilakukan suatu pemilahan yang tepat atas kajian kemajemukan Indonesia selanjutnya.
Kemajemukan di Indonesia
Berdasar argumentasi Parekh, multikulturalisme di Indonesia sesungguhnya lebih kompleks ketimbang Cuma membedakan aspek kesukubangsaan saja. Masalah kesukubangsaan ini lambat-laun mengalami perubahan makna. Sebagai missal, Yusuf Kalla (saat tulisan dibuat adalah wapres RI) yang orang Makassar menikah dengan Mufidah Kalla yang berasal dari Sumatera Barat. Kemungkinan, Yusuf Kalla relative mudah mengidentifikasi diri selaku “orang Makassar” yang mempraktekkan budaya “Makassar.” Demikian pula istrinya, mengidentifikasi diri dan mempraktekkan budaya Sumatera Barat. Namun, bagaimana halnya dengan keturunan mereka? Apakah mereka mengidentifikasi diri selaku “orang Makassar”, “orang Sumatera Barat”, ataukah “orang baru” yang mengidentifikasi diri selaku orang setengah Makassar dan setengah Sumatera Barat.
Terkadang, guna memutus kebingungan identifikasi, seseorang yang merupakan keturunan perkawinan “campur” aneka suku bangsa mengidentifikasi diri selaku “orang Indonesia”. Ditinjau dari sisi ini, konsep integrasi nasional memiliki kekuatannya sendiri sebagai basis identitas mereka yang sulit mengidentifikasi diri dengan suku bangsa tertentu. Terlebih, jika keturunan dari dari perkawinan antar suku bangsa tersebut memperoleh keturunan dari suku bangsa lain yang berbeda dengan asal kedua orang tuanya. Masalah identifikasi akan semakin kompleks, dan ke-Indonesia-an semakin memperoleh signifikansi selaku basis identitas mereka.
Kembali kepada pengertian multikultur menurut Parekh. Subkultur, Perspektif, dan Komunal ketiganya sekaligus merupakan varian keanekaragaman yang dapat saja diterapkan terhadap kajian sistem sosial dan budaya Indonesia. Masuknya aneka budaya baru, perkembangan teknologi, industrialisasi, dan percampuran penduduk membuat kategorisasi keragaman hanya sekadar suku bangsa sebagai analisis sistem sosial dan budaya Indonesia terlihat berkurang signifikansinya.
Aneka subkultur kini pun tengah berkembang di Indonesia. Budaya-budaya Punk, kaum urban miskin kota, penduduk wilayah perbatasan, kelompok-kelompok buruh, kemudian membangun sistem nilai dan cara hidup tersendiri yang kemungkinan berbeda dengan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Kendati berbeda, dalam satu dan lain aspek, mereka masih dapat bersepakatan dengan aturan dan sistem hukum yang berkembang di Indonesia. Ini dengan tidak melupakan fakta, keragaman yang bersifat subkultur ini tetap merupakan “minoritas” dan sulit berkembang menjadi “mayoritas”.
Selain itu, kelompok-kelompok baru yang dapat dianggap selaku representasi dari keanekaragaman perspektif adalah kelompok-kelompok perempuan, kelompok-kelompok keagamaan tertentu, kelompok-kelompok pakar ilmiah, yang kendati tetap hidup dalam budaya mainstream tetapi memiliki sejumlah kritik atas praktek kebudayaan yang berlangsung. Bersama kelompok-kelompok ini hidup, tetapi mereka terus mengupayakan perubahan atas beberapa aspek kebudayaan tertentu yang dipraktekkan.
Keanekaragaman Komunal paling mudah dikenali karena sejumlah manifestasi fisik yang mudah dicerap panca indera semisal bahasa, tata cara berpakaian, warna kulit, dan tata cara hidup. Orang Batak mudah dibedakan dengan Orang Sunda. Orang Papua mudah dibedakan dengan Orang Minangkabau, dan seterusnya. Suku-suku bangsa ini dapat saja hidup kendati berada di luar wilayah domisilinya. Misalnya, orang Batak hidup di perantauan di daerah Cimahi, Bandung. Orang-orang Batak ini kemungkinan menerbitkan suatu “perspektif” yang aneh bagi orang Sunda akibat beberapa perbedaan tata budayanya. Namun, kerap kali orang-orang Batak akan mengadopsi beberapa komponen budaya Sunda (bahasa, makanan, cara bergaul) demi mengintegrasikan diri mereka.
Parsudi Suparlan secara tegas menyebut masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk. Hal yang mencolok dari kemajemukan masyarakat Indonesia adalah penekanan pada pentingnya kesukubangsaan yang terwujud dalam bentuk komunitas-komunitas suku bangsa, dan digunakannya kesukubangsaan sebagai acuan utama bagi jati diri bangsa.2 Suparlan menandaskan bahwa masyarakat majemuk ini memiliki kesulitan tersendiri dalam melakukan integrasi nasional.
Sebagai contoh dapat diambil Afrika Selatan tatkala di bawah rezim Apartheid. Kulit putih Eropa (Belanda, Belgia) yang menguasai Afrika Selatan muncul selaku pemerintah dan melakukan tindak diskriminasi sosial terhadap kaum kulit hitam. Pembedaan tidak hanya terjadi di sector politik, tetapi juga meliputi sector sosial dan ekonomi yang dibatasi garis-garis rasial, keyakinan agama, dan jenjang sosial feodalisme.3 Begitu pula, terdapat kesulitan bagi Suriname yang majemuk dalam menerapkan demokrasi akibat konflik kepentingan antara 2 suku bangsa mayoritas di Negara tersebut. Akibatnya, Suriname kerap mengalami Military-Dictatorship demi pengembangan stabilitas nasionalnya.
Namun, ini bukan berarti multikulturalisme menjadi preseden terbentuknya consensus nasional berbangsa. Amerika Serikat, sebagai contoh, pada awal berdirinya adalah cukup “rasis” dengan konsep WASP-nya (White Anglo Saxon Protestant). Pemerintah Amerika Serikat hanya berhak dianggotai oleh orang-orang kulit putih asal Inggris yang beragama Protestan. Kini konsep tersebut lambat-laut mencair dan bahkan, orang keturunan kulit hitam seperti Barack Husein Obama mampu muncul sebagai orang nomor 1 di Negara tersebut.
J.S. Furnivall termasuk orang yang pertama kali menyebut Indonesia selaku bangsa majemuk. Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat di mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedfemikian rupa, sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain.4
Ciri dari masyarakat majemuk adalah secara structural memiliki sub-sub kebudayaan yang bersifat diverse. Ia kurang mengalami perkembangan dalam hal sistem nilai atau consensus yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat. Kurang pula ditandai oleh berkembangnya sistem nilai dari kesatuan-kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya dengan penganutan para anggotanya masing-masing secara tegar dalam bentuknya yang relative murni serta oleh sering timbulnya konflik-konflik sosial, atau setidak-tidaknya oleh kurangnya integrasi dan sailng ketergantungan di antara kesatuan-kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya.

BAB III

KESIMPULAN
Dalam masyarakat majemuk dengan demikian ada perbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan politik yang dikukuhkan sebagai hukum ataupun sebagai konvensi sosial yang membedakan mereka yang tergolong sebagai dominant yang menjadi lawan dari yang minoritas. Dalam masyarakat Hindi Belanda, pemerintahan nasional atau penjajahan mempunyai kekuatan militer dan polisi yang dibarengi dengan kekuatan hukum untuk memaksakan kepentingan-kepentingannya, yaitu mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia. Dalam struktur hubungan kekuatan yang berlaku secara nasional, dalam penjajahan hindia belanda terdapat golongan yang paling dominant yang berada pada lapisan teratas, yaitu orang Belanda dan orang kulit putih disusul oleh orag Cina, Arab, dan Timur asing lainnyam dan kemulian yang terbawah adalah mereka yang tergolong pribumi. Mereka yang tergolong pribumi digolongkan lagi menjadi yang tergolong telah mengenal peradaban dan mereka mengenal peradaban atau yang masih primitif. Dalam struktur yang berlaku nasional ini terdapat struktur-struktur hubungan kekuatan dominant-minoritas yang bervariasi sesuai konteks-konteks hubungan dan kepentingan yang berlaku.


MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ALIRAN SESAT YANG BERKEMBANG
DI INDONESIA


Disusun Oleh :

DISUSUN OLEH :

Abdu rahman (18092146)
Mohamad Khaer (18092142)
Faisal Ramdan (18092212)
Imam Hidayat (18092188)
Ipah (18092173)
Rizky Abdul F. (18092159)
Mugiarti (18092161)
Saifuddin Yusron (18092149)
Sri Damayanti (18092171)
Ujang Sumantri (18092162)

BINA SARANA INFORMATIKA
BUMI SERPONG DAMAI
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu alangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman islamiah sekarang ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Alirah Sesat yang Berkembang di Indonesia ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini antara lain :
1. Ahmad Ghozali selaku dosen pembimbing,
2. Rekan-rekan sekelompok yang bekerjasama menyelesaikan makalah ini, serta
3. semua pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.



Penyusun


DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii

BAB I Pendahuluan
Sepuluh Kriteria Aliran Sesat 3
Perbedaan Pendapat dan Perpecahan yang
menjadi pengaruh munculnya aliran sesat 3

BAB II
BERBAGAI ALIRAN SESAT YANG BERKEMBANG DI INDONESIA
Aliran Pembaharu Isa Bugis 5
Faham Inkar Sunnah 6
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) 7
Agama Ahmadiyah 9
Gerakan Syi'ah 10
Gerakan Lembaga Kerasulan (LK) 12
Ajaran Lia Aminuddin, Agama Salamullah 13
Ajaran Bijak Bestari 14
Agama (faham) Baha'i 14
Tarekat Naqsyabandiyyah Prof. DR. Kadirun Yahya. 15
ISLAM Liberal 16

BAB III
CARA UNTUK MENGHINDARI PENGARUH DARI ALIRAN SESAT
Pagari Akidah Anda 19
Kenalilah agama anda lebih mendalam lagi. 20
Pererat hubungan anda dengan ustadz 20

Bertemanlah dengan orang-orang
yang mengingatkan anda akan Allah 20
Baca dan Pelajari Al Qur’an dan Hadits 20
Hati-hati dalam menafsirkan Al Qur’an 22

BAB IV
KESIMPULAN 23

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
Munculnya fenomena aliran sesat tidak terlepas dari problem psikologis baik para tokoh pelopornya, pengikutnya serta masyarakat secara keseluruhan. Problem aliran sesat mengindikasikan adanya anomali nilai-nilai di masyarakat.
Aliran sesat bukan fenomena baru, selain dia mengambarkan anomali, juga kemungkinan adanya deviasi sosial yaitu selalu ada komunitas yang abnormal. Baik ia berada dalam abnormalitas demografis, abnormalitas sosial, maupun abnormalitas psikologis. Sedangkan bentuk deviasi dapat bersifat individual, situasional dan sistemik (Kartono, 2004:16). Abnormalitas perilaku seseorang tidak dapat diukur hanya dengan satu kriteria, karena bisa jadi seseorang berkategori normal dalam pengertian kepribadian tetapi abnormal dalam pengertian sosial dan moral. Demikian halnya dengan para penganut aliran sesat, akan diperoleh kriterium kategori yang tidak tegas. Salah satu yang paling mungkin untuk menyatakan kesesatan adalah defenisi atau batasan ketidaksesatan yang bersifat formalistik atau diakui sebagai batasan institusional.
Aliran sesat didefinisikan sebagai aliran yang menyimpang dari mainstream masyarakat, namun batasan ini menjadi rancu karena kriteria kesesatan bersifat multikriteria. Oleh karena itu silang pendapat apakah suatu aliran sesat atau tidak merupakan masalah tersenidri yang tidak mudah.
Aliran hanya dapat dinyatakan sebagai sesat apabila mengacu pada satu kumpulan kriteria yang dinyatakan secara apriori sebagai “tidak sesat”. Oleh karena itu ukuran sosiologis, politis dan psikologis hanya merupakan penjelas saja tentang kemungkinan-kemungkinan mengapa seseorang/kelompok menjadi bagian dari aliran sesat.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan sepuluh kriteria suatu aliran dapat digolongkan tersesat. Namun, tidak semua orang dapat memberikan penilaian suatu aliran dinyatakan keluar dari nilai-nilai dasar Islam.‘’Suatu paham atau aliran keagamaan dapat dinyatakan sesat bila memenuhi salah satu dari sepuluh kriteria,'’ kata Ketua Panitia Pengarah Rakernas MUI Tahun 2007, Yunahar Ilyas, di Jakarta, Selasa (6/11).Sekretaris MUI, Ichwan Sam, menambahkan, kriteria tersebut tidak dapat digunakan sembarang orang dalam menentukan suatu aliran itu sesat dan menyesatkan atau tidak. ‘’Ada mekanisme dan prosedur yang harus dilalui dan dikaji terlebih dahulu. Harus diingat tidak semudah itu mengeluarkan fatwa,'’ tegasnya.Pedoman MUI itu menyebutkan, sebelum suatu aliran atau kelompok dinyatakan sesat, terlebih dulu dilakukan penelitian. Data, informasi, bukti, dan saksi tentang paham, pemikiran, dan aktivitas kelompok atau aliran tersebut diteliti oleh Komisi Pengkajian.Selanjutnya, Komisi Pengkajian memanggil pimpinan aliran atau kelompok dan saksi ahli atas berbagai data, informasi, dan bukti yang didapat. Hasilnya kemudian disampaikan kepada Dewan Pimpinan. Bila dipandang perlu, Dewan Pimpinan dapat menugaskan Komisi Fatwa untuk membahas dan mengeluarkan fatwa. ‘’Di batang tubuh fatwa mengenai aliran sesat, juga ada poin yang menyatakan akan menyerahkan segala sesuatunya kepada aparat hukum dan menyeru masyarakat jangan bertindak sendiri-sendiri,'’ jelas Ichwan.Wapres, Jusuf Kalla, meminta seluruh komponen masyarakat, terutama para ulama dan tokoh agama, tidak lari menyikapi maraknya aliran sesat. ‘’Untuk menyikapi aliran sesat ini, kita tidak bisa menggunakan langkah-langkah kekerasan, seperti lempar-lemparan, bakar-bakaran, dan sebagainya. Polisi dan jaksa boleh mengambil tindakan formal, tetapi jika secara hati nurani tidak selesai. Kita harus introspeksi,'’ kata Kalla di hadapan peserta Rakernas MUI. Pemerintah, sambung Menag, Maftuh Basyuni, terus berupaya meyakinkan para penganut aliran sesat agar dapat kembali ke jalan yang benar. Upaya kekerasan atau anarkis dalam menyikapi aliran sesat, menurut Maftuh, tak akan menyelesaikan masalah.
‘’Malah akan menambah genting suasana. Toh sekarang sudah banyak tokoh aliran sesat yang ditangkap dan menyerahkan diri, tergantung aparat untuk menindaklanjutinya.'’
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Adian Husaini, menyebut keluarnya putusan MUI sebagai sesuatu yang ditunggu-tunggu umat Islam. ‘’Dengan demikian, jelas apa saja kriteria aliran sesat itu,'’ kata Adian. Sepuluh kriteria yang ditetapkan MUI itu merupakan ajaran Islam yang mendasar. ‘’Ini penekanannya lebih untuk umat sendiri.'’

Sepuluh Kriteria Aliran Sesat
1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah),
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam
7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i
Perbedaan Pendapat dan Perpecahan yang Menjadi pengaruh munculnya aliran sesat.
Sesungguhnya ikhtilaf (perbedaan pendapat) adalah sunatullah namun Ikhtilaf yang membawa iftiraq (perpecahan) itulah yang dicela oleh Allah SWT. Sebab timbulnya iftiraq pada mulanya terjadi karena sebab yang sepele. Namun karena pelakunya mengedepankan hawa nafsu maka hal sepele menjadi besar dan berakibat pada perselisihan dan perpecahan. Secara garis besar di antara sebab munculnya Al Firaq Al Islamiyah (seperti : Khawarij, Syi'ah, Mu'tazilah, Murji'ah, dll.) adalah:
1. Ghuluw (berlebih-lebihan dalam bersikap), contoh : Khawarij berangkat dari pemahaman yang berlebihan terhadap ayat-ayat wa'id (ancaman) sehingga mereka mengkafirkan kaum Muslimin yang melakukan dosa besar. Sedang Syi'ah muncul karena sikap yang berlebihan dalam mencintai sebagian sahabat Rasul yaitu Ali ra dan para Ahlul Bait.
2. Membantah bid'ah dengan bid'ah yang semisal, contoh : Murji'ah ingin mencounter Khawarij yang berlebih-lebihan dalam menghukumi pelaku dosa besar namun akhirnya mereka terjerumus pada bid'ah baru yaitu menganggap pelaku dosa besar sebagai mukmin dengan keimanan yang sempurna.
3. Pengaruh dari luar Islam, contoh : Syi'ah, karena muassis (gembong)nya adalah Yahudi yaitu Abdulah bin Saba'. Begitu juga Qodariyah, pencetusnya adalah seorang Nashrani, Jahmiyyah pencetusnya Yahudi.
4. Mengedepankan akal.
5. Filsafat Yunani, contoh : Mu'tazilah banyak dipengaruhi oleh filsafat Yunani.
Selain itu ada yang disebabkan oleh :
1. Ulama yang beraqidah menyimpang,
2. Kebodohan kaum Muslimin.
3. Tidak memiliki standar pemahaman yang benar.
4. Ikhtilaf yang didasari hawa nafsu.
5. Rasa Ashabiyah (fanatisme golongan).
6. Hasad (dengki)
7. Kecenderungan menyuburkan bid'ah dan hawa nafsu.
8. Menuhankan akal dan menomorduakan naql (dalil).
9. Pengaruh eksternal.

BAB II
BERBAGAI ALIRAN SESAT YANG BERKEMBANG DI INDONESIA

1. Aliran Pembaharu Isa Bugis
Isa Bugis lahir tahun 1926 di kota Bhakti Aceh Pidie. Isa Bugis ingin menerjemahkan dan menganalisa agama Islam berdasarkan teori pertentangan antara dua hal. Seperti misalnya ideologi komunis dengan kapitalis, antara nur dan kegelapan. Ia berusaha untuk mengilmiahkan agama dan kekuasaan Tuhan dan akan menolak semua hal-hal yang tidak bisa diilmiahkan atau tidak bisa diterima akal. Oleh karena itu ajaran Isa Bugis ini banyak diikuti oleh para intelek yang cenderung lebih menggunakan akal dan pikiran.
Pokok-Pokok Ajaran Isa Bugis:
a. Air Zam-zam di Makkah adalah air bekas bangkai orang Arab.
b. Semua tafsir Al Qur'an yang ada sekarang harus dimuseumkan karena semuanya salah.
c. Menolak semua mukjizat para Nabi dan Rasul, seperti kisah Nabi Musa as membelah laut dengan tongkatnya dalam Al Qur'an adalah dongeng lampu Aladin.
d. Nabi Ibrahim as menyembelih Ismail adalah dongeng.
e. Ka'bah adalah kubus berhala yang dikunjungi oleh turis setiap tahun.
f. Ilmu Fiqih, Ilmu Tauhid, dan sejenisnya adalah syirik. Ulama yang mengajarkan ilmu ini harus disingkirkan ke Pulau Seribu.
g. Al Qur'an bukan bahasa Arab, sehingga untuk memahami Al Qur'an tidak perlu belajar bahasa Arab, tata bahasa Arab dan sejenisnya.
h. Setiap orang yang intelek diberi kebebasan untuk menafsirkan Al Qur'an walau tidak mengerti bahasa Arab.
i. Ajaran Nabi Muhammad adalah pembangkit imperialisme Arab.
j. Ajaran Qurban pada waktu Iedhul Adha tidak ada dasar kebenarannya.
k. Mubaligh-mubaligh Islam yang menyebarkan agama ke luar tanah Arab adalah pemabuk dzulumat yang haus darah dan harta.
l. Indonesia adalah diantara dari sekian banyak korban dari kebiadaban Arabisme.
m. Lembaga Pembaharu (yang dipimpin oleh Isa Bugis) adalah Nur, sedangkan orang atau golongan di luar itu adalah Dzulumat, sesat serta kafir.
n. Sekarang masih periode Makkah sehingga belum diwajibkan shalat, puasa dll. Begitu juga minuman yang memabukkan seperti khamar dan sejenisnya belum diharamkan.

2. Faham Inkar Sunnah
Faham sesat ini mucul sekitar tahun 1980-an. Mereka menamakan pengajian yang mereka adakan dengan sebutan kelompok Qur'ani (kelompok pengikut Al Qur'an).
Tokohnya antara lain Luqman Saad Direktur perusahaan penerbitan PT. Ghalia. Pada awalnya Luqman Saad merintis usaha percetakannya dengan tangan. Namun ketika ia bolak-balik ke Belanda untuk suatu urusan yang tidak diketahui kemudian ia memiliki peralatan modern yang didatangkan dari negeri Belanda. Dengan mesin cetaknya itulah ia banyak mencetak buku-buku yang berisi ajaran sesat Inkarus Sunnah. Selain itu juga Ir. Irham Sutarto ketua serikat buruh PT. Unilever (Belanda). Tidakkah ini merupakan permainan orang Yahudi di Belanda dalam menghancurkan Islam di Indonesia? Setelah dilakukan pelacakan akhirnya ditemukan dedengkotnya adalah Marinus Taka keturunan Indo Jerman yang tinggal di Jalan Sambas 4 No.54 Depok Lama daerah dimana banyak bermukim peranakan Belanda dengan gerejanya yang terpadat untuk seluruh Indonesia. Marinus Taka mengaku bisa membaca Al Qur'an tanpa belajar dan tanggal 4 Juni 1983 ditangkap oleh Kodim Jakarta Utara.



Pokok-Pokok Ajaran Inkarus Sunnah:
a. Tidak percaya kepada semua hadits Rasulullah SAW, menurut mereka hadits itu bikinan Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam.
b. Dasar hukum dalam Islam hanya Al Qur'an saja.
c. Syahadat mereka : Insyahadu bianna Muslimun.
d. Shalat mereka macam-macam ada yang dua rokaat-dua rokaat dan ada juga yang shalatnya hanya 'eling' saja.
e. Puasa wajib bagi mereka yang melihat bulan saja, kalau yang lihat bulan hanya satu orang maka hanya orang itu saja yang wajib puasa. Mereka merujuk pada ayat : faman syahida minkumus Syahra falyasumhu.
f. Haji boleh dilakukan selama 4 bulan Haram yaitu : Muharram, Rajab, Dzulqa'dah dan Dzulhijjah.
g. Pakaian Ihram adalah pakaian orang Arab dan bikin repot. Oleh karena itu mereka menunaikan haji menggunakan baju biasa atau jas.
h. Rasul tetap diutus sampai hari Kiamat.
i. Nabi Muhammad tidak berhak menjelaskan tentang ajaran Al Qur'an (kandungan isi Al Qur'an).
j. Orang yang meninggal dunia tidak disholati karena tidak ada perintah di Al Qur'an.

3. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
Didirikan oleh Mendiang Nur Hasan Ubaidah Lubis (Luar Biasa), awalnya bernama Darul Hadits (DH) tahun 1951. Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur maka DH dilarang oleh PAKEM - Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Kemudian berganti nama menjadi Islam Jama'ah. Banyak artis yang tertarik dengan ajaran ini antara lain karena adanya ajaran tebus dosa. Karena kembali meresahkan masyarakat di Jakarta akhirnya dilarang melalui SK Jaksa Agung RI No. Kep.-08/D.A/10.1971 tanggal 29 Oktober 1971.
Karena dilarang, maka Imam Jama'ah ini meminta perlindungan kepada Letjen. Ali Murtopo wakil Kepala Bakin yang terkenal sangat anti Islam. Setelah mendapat perlindungan maka menyatakan diri masuk Golkar dan berganti nama menjadi LEMKARI (Lembaga Karyawan Dakwah Islam). Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur kemudian dibekukan oleh Gubernur Jawa Timur Sularso. Dalam mubes di Asrama Haji Pondok Gede tahun 1990, LEMKARI berganti nama menjadi LDII atas anjuran Mendagri Rudini agar tidak rancu dengan nama LEMKARI (Lembaga Karatedo Indonesia).
Pokok-Pokok Ajaran Islam Jama'ah / LDII:
a. Orang Islam di luar kelompok mereka adalah kafir dan najis, termasuk kedua orang tua sekalipun.
b. Kalau ada orang di luar kelompok mereka yang melakukan shalat di masjid mereka maka bekas tempat sholatnya dicuci karena dianggap sudah terkena najis.
c. Wajib taat pada amir atau Imam mereka.
d. Mati dalam keadaan belum baiat kepada Amir/Imam LDII maka akan mati jahiliyah (kafir).
e. Al Qur'an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang mankul (yang keluar dari mulut Imam/Amir mereka) selain itu haram diikuti.
f. Haram mengaji Al Qur'an dan Hadits kecuali kepada Imam/Amir mereka.
g. Dosa bisa ditebus kepada sang Amir atau Imam dan besarnya tebusan tergantung besar kecilnya dosa yang diperbuat dan ditentukan oleh Amir/Imam.
h. Harus rajin membayar infak, shodaqoh dan zakat kepada Amir/Imam mereka. Selain kepada mereka adalah haram.
i. Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk diambil atau dimiliki dengan cara bagaimanapun, misalnya: merampok, mencuri, korupsi dll. asal tidak ketahuan. Bila berhasil menipu orang Islam diluar mereka dianggap berpahala besar.
j. Bila mencuri harta orang selain LDII ketahuan maka kesalahannya adalah ketahuan itu.
k. Harta, zakat, infaq dan shodaqoh yang sudah diberikan kepada Amir/Imam haram ditanyakan catatannya atau penggunaannya.
l. Haram membagikan daging Qurban/Zakat Fitrah kepada orang Islam diluar kelompoknya.
m. Haram shalat di belakang Imam yang bukan dari kelompok mereka, kalaupun terpaksa tidak perlu wudhu dan harus diulang.
n. Haram menikahi orang di luar kelompoknya.
o. Perempuan LDII kalau mau bertamu di rumah orang selain kelompoknya harus memilih waktu haid (dalam keadaan kotor).
p. Kalau ada orang di luar kelompok mereka bertamu ke rumah mereka maka bekas tempat duduknya harus di cuti karena dianggap najis.
Imam mereka, Nur Hasan Ubaidah meninggal tanggal 31 Maret 1982 dalam kecelakaan lalu lintas antara Tegal Cirebon di dalam mercy Tiger B 8418 EW tatkala ingin menghadiri kampanye Golkar. Sang Imam meninggalkan harta yang banyak dan digantikan oleh putranya Abdu Dhohir dan dibaiat sebelum mayat ayahnya dikubur.
Perwakilan gerakan ini berkembang hingga ke Amerika, Suriname, Australia, Jerman bahkan di Arab Saudi.

4. Agama Ahmadiyah
Agama Qadian didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India. Mirza dianggap sebagai Nabi yang disejajarkan dengan Nabi Isa as., Nabi Musa as., Nabi Daud as.
Agama ini bermaksud untuk menyaingi Kenabian Muhammad SAW. Ahmadiyah masuk Indonesia tahun 1935 dan tersebar. Pusatnya sekarang di Parung Bogor.
Mempunyai majalah Nur Islam (sebagai pengganti Sinar Islam yang telah dilarang). Aliran ini sudah dilarang namun hanya secara lokal. MUI serta organisasi Islam lainnya telah mengirim surat kepada Pemerintah (Kejagung RI) tetapi belum mendapat tanggapan.
Pokok-Pokok Ajaran Ahmadiyah:
a. Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya Nabi dan Rasul utusan Tuhan.
b. Mengaku menerima wahyu di India. Kitab suci mereka bernama Tadzkirah. Isinya memutarbalikkan ayat-ayat suci Al Qur'an, ayat yang awal diputar ke belakang, ayat yang satu disambung ayat lainnya sesuai dengan selera nabi India tersebut.
c. Mengakui Kitab mereka sama sucinya dengan Al Qur'an.
d. Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga Nabi dan Rasul diutus sampai hari kiamat.
e. Mempunyai tempat suci sendiri yaitu Qadian dan Rabwah. Nabi Mirza tidak pernah naik haji ke Makkah.
f. Mereka mempunyai surga sendiri yang letaknya di Qadian dan Rabwah dan sertifikat kapling surga tersebut di jual kepada jama'ahnya dengan harga sangat mahal.
g. Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki bukan Ahmadiyah tetapi sebaliknya boleh.
h. Tidak boleh bermakmum dibelakang orang yang bukan Ahmadiyah.
i. Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan dan tahun sendiri yaitu Suluh, Tabliqh, Aman, Syahadah, Hijrah, Ikhsan, Wafa', Zuhur, Tabuk, Ikha', Nubuwah, Fatah. Nama tahunnya adalah Hijri Syamsi (HS).

5. Gerakan Syi'ah
Agama Syi'ah adalah agama dendam kesumat. Pencetusnya adalah Abdullah bin Saba tokoh YAHUDI yang pura-pura masuk Islam di zaman Sahabat Nabi.
Rukum Iman Agama Syi'ah tidak termasuk percaya kepada Qadha' dan Qadar, yaitu : Percaya kepada keesaan Allah, Percaya kepada keadilan, Percaya kepada kenabian, Percaya kepada Imamah, Percaya kepada sa'ah (hari kiamat). Karena tidak iman kepada Qadha' dan Qadar itulah maka kematian cucu Rasulullah SAW, Husen di Padang Karbala, diratapi dari dulu hingga sekarang. Dalam meratapi, mereka memukul badan, dada dan kepala hingga berlumuran darah padahal tidak ada ajaran samawi yang membolehkan menganiaya diri karena mencintai seseorang.
Ahlul baiyt (seisi rumah dengan Rasulullah SAW) menurut mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Fatimah dan kedua puteranya, Hasan dan Husein. Sedangkan Khadijah yang begitu besar jasanya terhadap agama Islam tidak termasuk.
Pokok-Pokok Ajaran Syi'ah:
a. Hadits tidak hanya dari Nabi Muhammad SAW saja tetapi juga dari ucapan para Imam mereka sampai hari kiamat.
b. Al Qur'an yang beredar sudah dipalsukan dan yang asli dibawa oleh Imam Muntadhar (yang ditunggu munculnya kembali di dunia).
c. Menghalalkan nikah Mut'ah (kawin kontrak / pelacuran mengatasnamakan agama) padahal sudah dilarang Islam. Banyak digandrungi oleh muda mudi atau pejabat yang kurang pengetahuan, padahal sama saja dengan zinah.
d. Syi'ah memandang Imam itu maksum.
e. Syi'ah memandang bahwa menegakkan agama adalah rukun agama.
f. Syi'ah menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh ahlul bait.
g. Tidak mengakui Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhum.
Gerakan Syi'ah luar biasa aktif di Indonesia (karena banyak penduduk muslimnya namun kurang pengetahuan agamanya). Mereka pandai menempatkan orang-orangnya di posisi penting a.l. : DR. Jalaluddien Rahmat untuk menggarap keluarga mantan wapres Soedarmono serta kelompok elit di Kebayoran Baru dengan nama yayasan Pengajian Sehati. Ir. Haidar Bagir (pemimpin umum Republika untuk menggarap orang-orang dekat Habibie dan kelompok intelektual). Prof. DR. Quraisy Shihab yang menggarap tokoh agama yaitu untuk mementahkan keputusan-keputusan MUI jika ada keputusan MUI yang keras terhadap aliran sempalan. LPPI pernah mengeluarkan brosur kecil yang berjudul : Syi'ah dan Quraisy Shihab.
Gerakan ini mempunyai yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan pesantren antara lain :
a. Yayasan Muthohari Bandung
b. Yayasan Al Muntadhor Jakarta
c. Yayasan Mulla Sadra Bogor
d. Yayasan Pesantren Yapi Bangil (IPANI : Ikatan Pemuda Ahlu Bait)
e. Yayasan Muhibbin Probolinggo
f. Pesantren Al Hadi Pekalongan
g. Yayasan Yapisma Malang
h. Yayasan Madinatul Ilmi Depok
i. Yayasan Darul Habib Jakarta
j. Yayasan Yasin Surabaya
k. Yayasan Babul Ilmi Jakarta (Jatibening)

6. Gerakan Lembaga Kerasulan (LK)
Mereka berpendapat bahwa Rasul itu diutus sampai kiamat. Rasul itu personnya, oleh sebab itu harus ada lembaganya (sama dengan Menteri dengan Departemennya).
Kalau Rasul meninggal maka harus ada Rasul baru yaitu Imam mereka. Tidak taat pada Imam mereka berarti tidak taat pada Rasul dan itu dosa besar.
Gerakan ini ingin mendirikan NII (Negara Islam Indonesia) versi mereka sendiri dengan tokohnya : Aceng Syaifuddin.
Pokok-Pokok Ajarannya:
a. Rasul diutus sampai hari kiamat.
b. Wajib bai'at seta taat pada Imam.
c. Dosa bisa ditebus dengan uang kepada Imam. Besar kecilnya tergantung besar kecil dosa.
d. Di luar kelompok mereka adalah kafir.
e. Perkawinan harus dihadapan imam mereka dan diadakan oleh imam mereka. Sedangkan orang tua tidak perlu tahu.
f. Membagi periode Makkah dan Madinah. Sekarang dianggap masih periode Makkah, jadi belum wajib Sholat, puasa, haji serta belum diharamkan khamar dan minuman memabukkan lainnya.
g. Mengaji harus kepada Imam.

7. Ajaran Lia Aminuddin, Agama Salamullah
Lia Aminuddin, umur 51 tahun tinggal di Jl. Mahoni 30 Jakarta Pusat. Ada beberapa buku yang sudah dikarang olehnya:
a. Perkenankan aku menjelaskan sebab taqdir.
b. Pancasila menuju Zam-zam
c. Lembaga Al Hira, fatwa Jibril as. VS fatwa MUI.
d. Puisi-puisi mendalami kerukunan Nasional.

Pokok-Pokok Ajarannya:
a. Malaikat Jibril akan muncul lagi ke Bumi dan bersemayam di diri Lia, maka dimanapun Lia berada selalu bersama Malaikat Jibril as.
b. Lia mengakui menjadi juru bicara Jibris as. dan mengaku sebagai Nabi/Rasul.
c. Lia mengaku mendapatkan wahyu.
d. Lia mengaku mendapatkan mukjizat.
e. Agama yang dibawa oleh Lia bernama Salamullah / Agama Perenialisme yang menghimpun segala agama.
f. Lia mengaku sebagai Imam Mahdi.
g. Imam Mukti (anaknya) dianggap sebagai Nabi Isa as.
h. Abdul Rahman diyakini sebagai wa'sil/Imam besar.
i. Mencukur semua jenis rambut lalu membakarnya dianggap sebagai bentuk ibadah yang diperintahkan Jibris melalui Lia Aminuddin (seperti bayi yang baru lahir).


8. Ajaran Bijak Bestari
Yayasan Imperium Zakita Mata di didirikan oleh HMA Bijak Bestari, lahir di Binjai, Sumatra Utara, 30 Maret 1943.
Pokok-Pokok Ajarannya:
a. Mengaku bahwa HMA (Huwa Mu'jizatul A'la Allahu Akbar) itu Allah. Allah tertinggi. Allah itu Dzat yang menyeluruh. Pada Allah itu ada jabatan-jabatan. Ada Allahu Akbar ada Ar Rahman dan ada ayat kursi yang memiliki fungsi-fungsi. Diantara fungsi-fungsi itu, yang tertinggi adalah HMA.
b. Imperium Zakiya Makta Foundation milik HMA terbentuk atas dasar diturunkannya penugasan dari Allah yang Maha Besar mutlak 100% pada tanggal 2 Mei 2001 pukul 00.00 WIB yang diterima langsung oleh HMA Bijak Bestari.
c. Imperium Zakiya Makta sebagai Pusat Komando, Deteksi dan Informasi Ghoib dan Ajaib yang mencakup alam semesta raya secara keseluruhan, mulai alam dimensi 1 sampai alam dimensi 900. Mengadakan apa yang disebut "Penafsiran Ghaib" dengan melakukan kontak gaib dengan pemimpin ayat masing-masing. Bila kita kontak, kita bisa tanyakan semua "Ini apa maksudnya?"
Inti ajaran Zakiya Makta adalah keilmuan hiper metafisik yang merupakan jalan keluar untuk segala keperluan positif.

9. Agama (faham) Baha'i
Timbul dari kalangan Syi'ah di Iran pada abad 19. Pencetusnya adalah Mirza Ali Muhammad. Mendakwa dirinya sebagai Al Baab, artinya pintu, yaitu pintu yang menghubungkan manusia dengan iman yang hilang yang akan keluar pada akhir zaman.
Ajarannya dinamakan Babiyah. Ia mengangkat dirinya sebagai Imam Mahdi. Setelah meninggal ajarannya dikembangkan oleh muridnya Mirza Husein Ali. Husein Ali juga mengangkat dirinya sebagai Nabi, juga Al Masih yang dijanjikan.

Pokok-Pokok Ajaran:
d. Semua agama samawi (Yahudi, Islam, Kristen) itu sama karena berasal dari Tuhan yang sama, oleh karena itu ketiga agama tersebut harus disatukan, yang ada hanyalah dienullah (agama Tuhan) atau mereka sebut juga agama Internasional.
e. Ajaran Baha'i merupakan campuran antara falsafah Pantaisme, ajaran Taurat, Injil dan Tasawwuf dalam Islam.

Ajaran ini telah dilarang melalui SK Perdana Menteri RI No.112/PM/1959. Setelah mati selama 42 tahun, begitu Gus Dur terpilih menjadi Presiden RI, pengurus Baha'i datang ke Presiden Gus Dur untuk melakukan lobi. Dan untuk diketahui aliran ini telah memberikan hidupnya untuk propaganda bagi kembalinya orang-orang Yahudi ke bumi Palestina.

10. Tarekat Naqsyabandiyyah Prof. DR. Kadirun Yahya.
Kadirun Yahya dilahirkan di Pangkan Brandan 20 Juni 1917. Pada dasarnya Kadirun Yahya adalah seorang ilmuwan di bidang Fisika, Kimia dan Filsafat.
Perkenalannya dengan ajaran Tarekat Naqhsabandiyyah di mulai pada tahun 1941 di Sumut bersama Syekh Syahbuddin. Lalu berguru degnan Syekh Muhammad Hasyim Buayan. Ia mengklaim bahwa ajaran "metafisika" yang dianutnya merupakan ajaran Rasulullah SAW yang diwariskan kepadanya berasal dari Jabal Qubais.
Pokok-Pokok Ajaran:
a. KH. Hasyim, gurunya, berkata "aku tadi telah meninggal 4 jam, tetapi aku permisi pada Tuhan Allah untuk hidup lagi agak sebentar, karena ada lagi yang lupa belum aku turunkan pada anak." Beberapa hari setelah itu sang guru berpulang.
b. Tenaga Allah adalah ibarat listrik dan wasilah, pengantar atau ibarat saluran yang menghubungkan antara manusia dan Allah melalui Mursyid dan silsilahnya serupa kawat listrik.
c. Untuk tujuan tertentu, ia memakai sebuah tongkat. Dengan tongkat tersebut ia dapat langsung memusatkan energi Ilahi ke arah obyek yang ia tuju. Ia bisa mematikan yang hidup dan menghidupkan yang mati. Untuk tujuan lain, air atau batu yang telah disalurkan padanya kalimah Allah, dapat dipakai sebagai kondensator yang berisi energi Ilahi yang sama.
d. Ilmu Tasawwuf dan Sufi adalah satu ilmu dalam agama Islam yang sangat dalam dan sangat halus. Yang mampu menembus ke dalam alam bil ghaib, alam batin, yang sudah jelas sulit diilmiahkan, apalagi di zaman dahulu kala.
e. Dzikrullah dengan metode tarekatullah ialah dzikrullah yang mampu langsung mendorong turunnya dzikrullah Maha Suci, Maha Akbar dari sisi Allah SWT.

11. ISLAM Liberal
Islam Liberal atau JIL (Jaringan Islam Liberal) adalah kemasan dari kelompok lama yang orang-orangnya dikenal nyeleneh. Kelompok nyeleneh itu setelah berhasil memposisikan orang-orangya dalam jajaran yang mereka sebut pembaharu atau modernis. Mula-mula yang dilakukan adalah mengacaukan istilah. Mendiang Dr. Harun Nasution Direktur Pasca Sarjana IAIN Jakarta berhasil mengelabui para mahasiswa perguruan tinggi Islam di Indonesia dengan cara mengacaukan istilah. Yaitu memposisikan orang-orang yang nyeleneh sebagai Pembaharu. Diantaranya Rifa'at At-Thahthawi (orang Mesir alumni Paris yang menghalalkan dansa-dansi laki perempuan campur aduk) oleh Harun diangkat sebagai pembaharu dan bahkan dibilang sebagai pembuka pintu ijtihad. Pemutarbalikan fakta ini dilakukan secara resmi di IAIN antara lain melalui bukunya "Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, terbit 1975).
Pengacauan istilah lainnya dilakukan oleh Nurcholish Madjid yang belajar Islam (kepada dosen-dosen Yahudi) di perguruan tinggi Amerika, Chicago - dengan cara mengembalikan istilah kepada bahasa lalu diselewengkan artinya, persis seperti dilakukan Darmogandul dan Gatoloco : yaitu sosok penentang dan penolak syari'at Islam di Jawa. Nurcholish menempuh : Islam dikembalikan kepada al Din, kemudian diberi makna yaitu hanyalah agama (tidak punya urusan dengan kehidupan dunia, bernegara) lalu dari pemaknaan itu menolak diterapkannya syari'at Islam dalam kehidupan. Mari kita simak kutipan tulisan Nurcholish sbb:
"sudah jelas, bahwa fikih itu, meskipun telah ditangani oleh kaum reformis, sudah kehilangan relevansinya dengan pola kehidupan zaman sekarang. Sedangkan perubahan secara total agar sesuai dengan pola kehidupan modern, memerlukan pengetahuan yang menyeluruh tentang kehidupan modern dalam segala aspeknya, sehingga tidak hanya menjadi kompetensi dan kepentingan umat Islam saja, melainkan juga orang-orang lain. Maka, hasilnya pun tidak perlu hanya merupakan hukum Islam, melainkan hukum yang meliputi semua orang, untuk mengatur kehidupan bersama."
Tanggapan : menganggap fiqh telah kehilangan relevansinya adalah satu pengingkaran. Bagaimana umat Islam bisa berwudhu, sholat, zakat, puasa, nikah, waris dan mengetahui halal/haram jika fiqh telah tidak relevan?
Faham JIL mudahnya, menjurus pada sekularisme, inklusifisme dan pluralisme agama (menganggap semua agama itu sejajar, paralel dan prinsipnya sama hanya beda teknis) dan kita tidak boleh memandang agama lain dengan memakai agama yang kita peluk (ini lebih jauh lagi pemurtadannya).
Ahmad Wahib, yang mengaku sekian tahun diasuh oleh pendeta dan romo, fahamnya menafikan Qur'an dan Hadits, yaitu:
"Menurut saya sumber-sumber pokok untuk mengetahui Islam atau katakanlah bahan-bahan dasar ajaran Islam, bukanlah dengan Qur'an dan Hadits melainkan Sejarah Muhammad."
Jadi Al Qur'an dan Hadits dia anggap hanya sebagian dari sumber sejarah Muhammad, jadi hanya bagian dari sumber ajaran Islam, yaitu Sejarah Muhammad. Al Qur'an disejajarkan dengan iklim Arab, adat istiadat Arab dan lain-lain. Jadi Al Qur'an dan Hadits dianggap bukan landasan Islam, hanya setingkat adat Arab saja.
Tokoh-tokohnya:
o Nurcholish Madjid - Paramadina Jakarta
o Charles Kurzman - University North Carolina
o Azyumardi Azra - IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
o Abdallah Laroui - Muhammad V University Maroko
o Masdar F. Mas'udi - Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat Jakarta
o Goenawan Mohammad - Majalah Tempo
o Edward Said
o Djohan Effendi - Deakin University Australia
o Abdullah ahmad an-Naim - University of Khartoum Sudan
o Jalaludin Rahmat, Yayasan Muthahhari Bandung
o Asghar Ali Engineer
o Nasaruddin Umar - IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
o Komaruddin Hidayat - Paramadina
o Said Agil Siraj - PBNU
o Denny JA, Univ. Jayabaya
o Rizal Mallarangeng - CSIS
o Budi Munawar Rahman - Paramadina
o Taufiq Adnan Amal - IAIN Alauddin Makassar
o Hamid Basyaib - Yayasan Aksara
o Ulil Abshar Abdalla - Lakpesdam NU
o Luthfi Assyaukanie - Paramadina
o Ade Armando - UI
o Syamsurizal Panggabean - UGM
o Ihsan Ali Fauzi - Ohio University
o Syaiful Mujani - Ohio University
o Mohammad Arkoun - University of Sorbone Perancis
o Sadeq Jalal Azam - Damascus University Suriah

BAB III
CARA UNTUK MENGHINDARI PENGARUH DARI ALIRAN SESAT

Pagari Akidah Anda
Dilaporkan bahwa Ahmadiyah mengaku jemaat mereka di Indonesia berjumlah ± 200.000 jiwa, ini artinya dalam setiap 200 orang islam di Indonesia, 1 orang telah disesatkan oleh Ahmadiyah, ini kalau kita katakan Muslim di Indonesia 200 juta orang, padahal jumlah sebenarnya kurang dari itu.
Belum lagi yang disesatkan oleh aliran-aliran lainnya, semisal; liberalisme, sekularisme, sosialisme, LDII, Syi'ah, inkar sunnah, Jamaah Salamullah, Islam murni, dan lain-lain.
Kenyataan ini membuat bulu kuduk kita berdiri, kita hidup di zaman fitnah dimana seseorang beriman di waktu pagi dan menjadi kafir di waktu sore, beriman di waktu sore dan menjadi kafir di waktu pagi.
Oleh karena itu lakukanlah langkah-langkah berikut, semoga Allah menetapkan kaki kita menapaki jalan-Nya yang lurus :
1. Kenalilah agama anda lebih mendalam lagi.
Manfaatkan keberadaan anda di perantauan ini dengan menuntut ilmu, mengikuti majelis-majelis taklim, kuliah studi islam, membaca buku islami, mendengarkan kaset-kaset ceramah agama, yang dapat menambah pengetahuan anda tentang agama .Allah, dan menambah kedekatan anda dengan kitabullah dan sunnah Rasulullah. Kami pernah bertemu dengan salah seorang da'i aliran sesat, ketika kami minta untuk tilawah Al Qur'an ternyata bacaannya seperti orang yang belum tamat belajar Iqra', dengan demikian kami yakin dia disesatkan karena ketidaktahuannya (kealpaannya) dengan agamanya, kemudian karena sedikit bisa berdiplomasi maka dinobatkan sebagai da'i.
2. Pererat hubungan anda dengan ustadz (orang yang anda yakini kebenaran akidahnya).
Mungkin anda tidak sempat mengikuti majelis taklim dan kuliah, akan tetapi anda dapat mendiskusikan (bertanya) kepada para ustadz-ustadz melalui telepon atau sms untuk hal-hal yang musykil bagi anda dalam masalah agama.
Logikanya, andai seekor anjing disanjung Allah dalam Kitab Suci-Nya lantaran keakrabannya dengan 7 orang pemuda shalih, apatah lagi seorang bani Adam yang memang telah dimuliakan Allah.
3. Bertemanlah dengan orang-orang yang mengingatkan anda akan Allah.
Kalau saja anda tidak bisa menghadiri majelis taklim, kuliah serta sungkan bertanya kepada para ustadz, pererat hubungan anda dengan teman sejawat yang mengikuti aktivitas-aktivitas keislaman tersebut, semoga anda mendapatkan bau wangi dan wewangian dari mereka di Dunia dan Akhirat.
Jangan sampai anda beranggapan bahwa tidak akan terjerat oleh kelompok-kelompok sesat, walau tanpa melakukan salah satu langkah-langkah di atas, dalam kata lain: anda menghindar dari majlis taklim, tidak bertanya kepada ustaz dan tidak berteman dengan orang-orang aktif telah bersabda bahwa serigaladalam keislaman. Karena dalam permisalannya Nabi hanya memangsa domba yang tertinggal dari rombongan.
4. Baca dan Pelajari Al Qur’an dan Hadits
“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
”Hai orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia pada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik.” [An Nisaa’:59]
“Aku telah meninggalkan pada kamu dua hal. Kitab Allah dan sunnahku, kamu tidak akan sesat selama berpegang padanya. (Riwayat Tirmidzi)
Dalam Al Qur’an ada perintah sholat, zakat, puasa, haji, berbuat baik, dan sebagainya. Dalam Al Qur’an juga ada larangan berzina, mencuri, berpecah-belah, fanatik golongan, dan sebagainya. Dalam Hadits juga dijelaskan bermacam-macam perintah dan larangan Allah.
Jika ucapan dan tindakan pemimpin dan anak buahnya bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits (misalnya sholat hanya 1 kali atau mengajarkan perzinahan) maka mereka adalah kelompok sesat.
Jika meragukan kebenaran Al Qur’an maka dia sesat. Contohnya paham Liberalisme yang meragukan Al Qur’an berdasarkan hadits palsu yang dibuat oleh orientalis:
“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
“Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. “ [Al Baqarah:23]
“Dan sesungguhnya mereka (orang-orang kafir Mekah) dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap Al Quran.” [Huud:110]
Jika mengingkari Hadits/Sunnah Nabi maka sesat. Kelompok ini termasuk kelompok Ingkar Hadits/Sunnah
”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [An Nisaa’:59]
“Aku telah meninggalkan pada kamu dua hal. Kitab Allah dan sunnahku, kamu tidak akan sesat selama berpegang padanya. (Riwayat Tirmidzi)
5. Hati-hati dalam menafsirkan Al Qur’an
Ciri Aliran sesat adalah menafsirkan Al Qur’an semaunya untuk menimbulkan perpecahan.
Ayat Al Qur’an yang jelas tidak perlu ditafsirkan lagi. Ada pun Ayat Al Qur’an yang kurang jelas ditafsirkan dengan memakai ayat Al Qur’an lain yang berkaitan. Jika tak ada dengan hadits Nabi yang sahih.
“Dia menurunkan Al Quran kepadamu. Di antaranya ada ayat yang muhkamaat [jelas], itulah pokok isi Al qur'an dan yang lain ayat mutasyaabihaat [tak jelas]. Orang yang condong pada kesesatan mengikuti ayat-ayat yang mutasyaabihaat untuk menimbulkan fitnah dengan mencari-cari artinya, padahal tak ada yang tahu selain Allah. Orang yang dalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat yang mutasyaabihaat, semua itu dari Tuhan kami." [Ali ‘Imran:7]

BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian – uraian yang ada di bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan mengenai aliran sesat adalah sebagai berikut :
1. Aliran sesat didefinisikan sebagai aliran yang menyimpang dari mainstream masyarakat, namun batasan ini menjadi rancu karena kriteria kesesatan bersifat multikriteria. Aliran hanya dapat dinyatakan sebagai sesat apabila mengacu pada satu kumpulan kriteria yang dinyatakan secara apriori sebagai “tidak sesat”.
2. Sepuluh Kriteria Aliran Sesat
1) Mengingkari rukun iman dan rukun Islam
2) Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah),
3) Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran
4) Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran
5) Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir
6) Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam
7) Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
8) Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
9) Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah
10) Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i

3. Perbedaan Pendapat dan Perpecahan yang Menjadi pengaruh munculnya aliran sesat :
1) Ghuluw (berlebih-lebihan dalam bersikap),
2) Membantah bid'ah dengan bid'ah yang semisal,
3) Pengaruh dari luar Islam, contoh
4) Mengedepankan akal.
5) Filsafat Yunani
6) Ulama yang beraqidah menyimpang,
7) Kebodohan kaum Muslimin.
8) Tidak memiliki standar pemahaman yang benar.
9) Ikhtilaf yang didasari hawa nafsu.
10) Rasa Ashabiyah (fanatisme golongan).
11) Hasad (dengki)
12) Kecenderungan menyuburkan bid'ah dan hawa nafsu.
13) Menuhankan akal dan menomorduakan naql (dalil).
14) Pengaruh eksternal.

4. Aliran sesat yang berkembang di Indonesia
1) Aliran Pembaharu Isa Bugis
2) Faham Inkar Sunnah
3) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
4) Agama Ahmadiyah
5) Gerakan Syi'ah
6) Gerakan Lembaga Kerasulan (LK)
7) Ajaran Lia Aminuddin, Agama Salamullah
8) Ajaran Bijak Bestari
9) Agama (faham) Baha'i
10) Tarekat Naqsyabandiyyah Prof. DR. Kadirun Yahya.
11) Islam Liberal

5. Cara untuk menghindari pengaruh dari aliran sesat
1) Kenalilah agama anda lebih mendalam lagi
2) Pererat hubungan anda dengan ustadz (orang yang anda yakini kebenaran akidahnya).
3) Bertemanlah dengan orang-orang yang mengingatkan anda akan Allah.
4) Baca dan Pelajari Al Qur’an dan Hadits
5) Hati-hati dalam menafsirkan Al Qur’an


Daftar Pustaka

Dirasatul Firaq.(2007).Kajian tentang Aliran Aliran Sesat Dalam Islam.Tim Ulin Nuha Ma'had Aly An Nur.Pustaka Arafah. Surakarta.

http://magistraindonesia.multiply.com/journal/item/3/ALIRAN_SESAT_DALAM_JAGAD_KEMAPANAN_BERAGAMA

Tarmizi Erwandi.(2007).Aliran Sesat.IslamHouse.com

MUI.10 Kriteria aliran sesat.www.mui.or.id