Sebarkan Ilmu Untuk Indonesia Yang Lebih Maju

Pengertian Dan Hakikat Muhammadiyah

KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas dan serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengertian Dan Hakikat Muhammadiyah”. 
Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu memberikan saran dan arahan demi kesempurnaan makalah ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis harapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

bLOGGER, 26 Maret 2009


Tim Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Keperibadian adalah nilai-nilai karakteristik, watak, sikap dan sifat serta keyakinan dan cita-cita hidup dari seseorang atau suatu persyarikatan.
Jadi dengan keperibadian muhammadiyah kita dapat mengenal nilai karakteristiknya, watak dan sikapnya, sifat-sifatnya, keyakinan dan ciat-citanya. Untuk itu pada muhammadiyah anggaran dasar muhammadiyah akan lebih dinamakan dengan pendiri atau pokok-pokok pikiran muhammadiyah secara keseluruhan.
1.2 Tujuan 
1. Memahami pengertian keperibadian muhammadiyah
2. Memahami hakikat keperibadian muhamamdiyah

BAB II 
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keperibadian Muhammadiyah 
Keperibadian adalah nilai-nilai karakteristik, watak sikap dan sifat serta keyakinan dan cita-cita hidup dari seseorang atau suatu persyarikatan. 
Jadi, dengan keperibadian muhammadiyah kita dapat mengenal nilai karakteristiknya, watak dan sikapnya, sifat-sifatnya, serta keyakinan  dan cita-citanya.
Muhammadiyah adalah suatu persyatrikatan yang merupakan “gerakan islam”. Maksud gerakanya adalah “dakwah amar ma’ruf nahi munkar” yang ditujukan kepada dua bidang perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan.
1. Kepada yang telah islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan kepada ajaran islam yang murni.
2. Kepada belum islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama.
Kesemuaan itu dilakukan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharapkan keridhaan Allah semata-mata. Dengan melasanakan dakwa dan amar ma’ruf nahi munkar dengan cara masing-masing yang sesuai kemuhammadiyahan menggerakan masyarakan menuju tujuannya, ialah terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Dalam perjuangan melakukan usahanya menuju tujuan terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahateraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata. Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam mukadimah anggaran besar yaitu :

1. Hidup manusia bermasyarakat 
2. Mematuhi ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk membahagiaan dunia akhirat.
3. Menegakan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat  adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah Swt dan ihsan kepad manusia.
Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya terutama sebagai berikut.
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan 
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah
3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran islam
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan 
5. Kerja sama  dengan golongan islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama islam serta membela kepentinganya.
6. Membantu pemerintahan serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memeliharan dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Allah Swt.  
2.2 Hakikat Keperibadian Muhammadiyah 
Sesungguhnya kperibadian itu merupakan ungkapan dari keperibadian yang memang sudah ada pada muhammadiyah sejak lama berdiri. Kh. Fakih Usman pada saat itu hanyalah mengkonstatir mengidherkan yang telah ada. Jadi, bukan merupakan hal baru dalam muhammadiyah.
Mereka yang menganggap bahwa keperibadian muhammadiyah sebagai perkara yang baru, hanyalah karena mereka mendapati muhammadiyah sudah tidak dalam keadaan yang sebenarnya.
KH. Fakih Usman, sebagai seorang yang telah lama berkecimpung dalam muhamamdiyah sudah benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat khusus muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang tidak berlaku sewajarnya dalam muhammadiyah, beliau pun dapat memahaminya. Yang benar-benar dirasakan oleh almarhum KH. Fakih Usman ialah muhammadiyah adalah gerakan. Gerakan ilam, berdasarkan islam menuju terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, bukan dengan jalan politik, bukan jalan kekesengsaraan, melaikan dengan pembentukan masyarakat, tanpa memperdulikan bagaimana struktur politik yang menguasainya sejak zaman belanda, jepang dan sampai zaman kemerdekaan RI.
Muhammadiayh tidak buta politik, tidak takut berpolitik, tidak apatis dengan politik, muhammadiayah tidak mencampuri soal-soal politik. Tetapi, apabila soal-soal politik masuk kemuhammadiyah tidak akan tinggal diam, muhammadiyah akan menghadapi dan menyelesaikan dengan cara dan metode muhammadiyah sendiri.
Sejak partai masyumi dibubarkan oleh presiden sukarno, maka warga muhammadiyah yang selama ini berjuang  dalam politik praktis, mereka kembali ke muhammadiyah seperti sedia kala. Namun demikian bagi mereka yang telah biasa berjuang iswat jalur politik praktis, maka akan mempengaruhi kinerjanya dalam berjuang dan beramal dalam kemuhammadiyah, masih terbawa-bawa dalam muhammadiyah.
Oleh almarhum KH. Fakih Usman dan PP muhammadiyah pada saat itu, cara-cara demikian didasarkan sebagai cara yang dapat merusak dan mempengaruhi kegiatan muhammadiya sebagai oraganisasi gerakan islam amar ma’ruf nahi munkar.
Daalm berjuang muhammadiyah telah memiliki cara dan metode perjuangan yang khas yaitu : muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegakan islam,  untuk tegaknya kalimat Allah, untuk terwujudnya masyarakat islam sebenar-benarnya. Hanya saja islam yang digerakan muhammadiyah adalah islam yang benar, islam yang sempurna, islam yang menurut Al-Qur’an dan sunah rasul dan mejalankanya dengan menggunakan akal pikiran yang sesuai dengan ruh islam.
Dengan demikian, perlu dipahamkan kepada para warga muhammadiyah, apakan muhammadiyah itu, bagaimana menyebarkan agama islam, tentunya semua itu perlu dipahami oleh warga muhammadiyah, kita harus berittiba kepada langkah dan perjuangan nabi Muhammad SAW.



BAB III
 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 
Keperibadian adalah nilai-nilai karakteristik, watak sikap dan sifat serta keyakinan dan cita-cita hidup dari seseorang atau suatu persyarikatan. Dengan keperibadian kemuhammadiyah kita dapat mengenal nilai karakteristik, watak sikap, sifat, serta keyakinan dan ciat-citanya.
Sesungguhnya keperibadian itu merupakan ungkapan dari keperibadian yang memang sudah ada pada muhammadiyah sejak lama berdiri.

DAFTAR PUSTAKA 
Karim, M.Rusli. 1986, Muhammadiyah. Jakarta : Cv. Rajawali
Puspo Suwarno, Margono M. 1995, Gerakan Islam Muhammadiyah. Yogyakarta : Pt. Persatuan Offset
Sidiq, A. Rasyid.2006. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam II. Metro: UM Metro

PEMUDA DAN SOSIALISASINYA DALAM PERMASALAHAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah-masalah pemuda ini disebakan karena sebagai akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyusuan diri dengan situasi yang baru dan timbulah harapan setiap pemuda karena akan mempunyai masa depan yang baik daripada orang tuanya. Proses perubahan itu terjadi secara lambat dan teratur (evolusi)
Sebagian besar pemuda mengalami pendidikan yang lebih daripada orang tuanya. Orang tua sebagai peer group yang memberikan bimbingan, pengarahan, karena merupakan norma-norma masyarakat, sehingga dapat dipergunakan dalam hidupnya. Banyak sekali masalah yang tidak terpecahkan karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami dan diuangkapkannya.
Dewasa ini umum dikemukakan bahwa secara biologis dan politis serta fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi secara ekonomis, psikologis masih kurang dewasa. Contohnya seperti pemuda-pemuda yang sudah menikah, mempunyai keluarga, menikmati hak politiknya sebagai warga Negara tapi dalam segi ekonominya masih tergantung kepada orang tuanya.
B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Bagaimana Pengertian tentang pemuda.
2. Bagaimana pengertian sosialiasi
3. Bagaimana pengertian Internalisasi
4. Bagaimana gambaran pemuda dan identiasnya

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana pengertian dari pemuda, bagaimana pengertian dari sosialisasi dan Internalisasi pemuda. Dan bagaimana gambaran pemuda dengan identitas dirinya.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini

BAB II
PEMUDA DAN SOSIALISASINYA DALAM PERMASALAHAN 
GENERASI NASIONAL

A. Pengertian Pemuda
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
1. Kemurnian idealismenya
2. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
3. Semangat pengabdiannya
4. Sepontanitas dan dinamikanya
5. Inovasi dan kreativitasnya
6. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
7. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
8. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.

B. Sosialisasi Pemuda
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
1. Proses sosialisasi 
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi. 
2. Media Sosialisasi
Orang tua dan keluarga
Sekolah
Masyarakat
Teman bermain
Media Massa.
3. Tujuan Pokok Sosialisasi 
Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya. 
Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
C. Internalisasi
Adalah proses norma-norma yang mencakup norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
1. Pendekatan klasik tentang pemuda 
Melihat bahwa muda merupakan masa perkembangan yang enak dan menarik. Kepemudaan merupakan suatu fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan suatu waktu akan hilang dengan sendirinya, maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa muda akan hilang sejalan dengan berubahnya usia.
Menurut pendekatan yang klasik ini, pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Selanjutnya munculah persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Dan timbulah konflik dalam berbagai bentuk proses. Di sinilah pemuda bergejolak untuk mencari identitas mereka.
2. Dalam hal ini hakikat kepemudaan ditinjau dari dua asumsi pokok.
Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu koninum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah dan setiap pragmen mempunyai arti sendiri-sendiri.
Asumsi wawasan kehidupan adalah posisi pemuda dalam arah kehidupan sendiri. Perbedaan antar kelompok-kelompok yang ada, antar generasi tua dan pemuda, misalnya hanya terletak pada derajat ruang lingkup tanggung jawabnya.
Generasi tua sebagai angkatan-angkatan yang lalu (passing generation) yang berkewajiban membimbing generasi muda sebagai generasi penerus. Dan generasi pemuda yang penuh dinamika hidup berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang mulai melemah, disamping memetik buah-buah pengalamannya, yang telah terkumpul oleh pengalamannya.
Pihak generasi tua tidak bisa menuntut bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan dunia. Dana melihat generasi muda sebagai perusak tatanan sosial yang sudah mapan, sebaliknya generasi muda juga tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dunia. Dengan demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed standard) yang melihat generasi tua adalah sebagai ahli waris. Dari segala ukuran dan nilai dalam masyarakat, karena itu para pemuda menghakimi karena cenderung menyeleweng dari ukuran dan nilai tersebut karena tidak bisa diterima. Bertolak dari suatu kenyataan, bahwa bukan saja pemuda tapi generasi tua pun harus sensitif terhadap dinamika lingkungan dengan ukuran standard yang baik.
Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai pemuda, bahwa segala jenis ”kelainan” yang hingga kini seolah-olah menjadi hak paten pemuda akan lebih dimengerti sebagai suatu keresahan dari masyarakat sendiri sebagai keseluruhan. Secara spesifiknya lagi, gejolak hidup pemuda dewasa ini adalah respon terhadap lingkungan yang kini berubah dengan cepat.

D. Pemuda Dan Identitas
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah dan merupakan beban modal bagi para pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda juga menghadapi pesoalan seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua, frustasi, kecanduan narkotika, masa depan suram. Semuanya itu akibat adanya jurang antara keinginan dalam harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi.
Kaum muda dalam setiap masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan ”moratorium”. Moratorium adalah masa persiapan yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda dalam waktu tertentu mengalami perubahan.
Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni:
1. sosial psikologi
2. sosial budaya
3. sosial ekonomi
4. sosial politik
Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:
1. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
2. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
3. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
4. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
5. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan 
6. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
7. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
8. Pergaulan bebas
9. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
10. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
Peran pemuda dalam masyarakat
1. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2. Peranan pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
3. Asas edukatif
4. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
5. Asas swakarsa
6. Asas keselarasan dan terpadug
7. Asas pendayagunaan dan fungsionaliasi
Arah Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
1. Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
2. Orientasi dalam dirinya sendiri
3. Orientasi ke luar hidup di lingkungan

Peranan mahasiswa dalam masyarakat
1. Agen of change
2. Agen of development
3. Agen of modernization




BAB III
KESIMPULAN

Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/ mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa.
1. Jika dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi memiliki cirri-ciri khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. Sehubungan dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66, dengan masing-masing ciri khasnya.
2. Ada dua regenerasi, yaitu
a. Regenerasi yang berlangsung alamiah. Artinya generasi berjalan lumrah seperti yang terjadi pada kelompok dunia tumbuhan atau hewan. Proses regenerasi ini berjalan sebagai biasa-biasa saja, berlangsung secara alami, tidak di ekspos atau dipublikasikan.
b. Regenerasi berencana, artinya proses regenerasi ini sungguh-sungguh direncanakan, dipersiapkan. Pada masyarakat, suku-suku primitip, proses regenerasi dibakukan dalam lembaga dapat yang disebut inisiasi. Oleh karena itu system regenerasi seperti ini lebih tepat disebut regenerasi Kaderisasi. Pada hakikatnya system regenerasi-kaderisasi adalah proses tempat para kader pimpinan para suku atau bangsa digembleng serta dipersiapkan sebagai pimpinan suku atau bangsa pada generasi berikutnya. Menggantikan generasi tua. Regenerasi-kaderisasi suatu suku atau bangsa diperlukan untuk dipertahankan kelangsungan eksistensinya serta kesinambungan suatu generasi atau bangsa, disamping dihadapkan terjaminnya kelestarian nilai-nilai budaya nenek moyang.
3. Demi kesinambungan generasi dan kepemimpinan bangsa Indonesia telah memiliki KNPI dan AMPI sebagai wadah forum komunikasi dan tempat penggembleng. Menempa dan mencetak kader-kader dan pimpinan bangsa yang tangguh dan merakyat.
4. Generasi muda Indonesia mulai turut dalam peraturan aksi-aksi Tritura, Supersemar, 
5. Bidang pendidikan yang dapat menopang pembangunan dengan melahirkan tenaga-tenaga terampil dalam bidangnya masing-masing dapat digolongkan dalam tiga bidang yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal.


DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, taufik, Pemuda dan Perubahan Social, LP3ES, Jakarta, 1974.
Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 2003