STROKE HEMORAGIK, SEBAB TERJADINYA BESERTA GEJALANYA


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Penderita Stroke saat ini menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir semua pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf. Karena, selain menimbulkan beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya, Stroke juga menjadi beban bagi pemerintah dan perusahaan asuransi kesehatan.\
Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, Stroke masih merupakan masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk mengatasi masalah krusial ini diperlukan strategi penangulangan Stroke yang mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif.
Keberadaan unit Stroke di rumah sakit tak lagi sekadar pelengkap, tetapi sudah menjadi keharusan, terlebih bila melihatangka penderita Stroke yang terus meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia. Karena penanganan Stroke yang cepat, tepat dan akurat akan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Untuk itulah penulis menyusun makalah mengenai Stroke yang menunjukan masih menjadi salah satu pemicu kematian tertinggi di Indonesia.

1.2.  RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
Dengan melihat latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam makalah ini adalah:
1.    Pengertian Stroke
2.    Jenis/ Bentuk/ Klasifikasi Stroke
3.    Faktor Resiko
4.    Mekanisme Kausal Terjadinya Penyakit
5.    Tanda dan Gejala Klinis
6.    Diagnosis
7.    Upaya Pencegahan
8.    Pengobatan
1. 3. TUJUAN
1.    Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Kesehatan
2.    Untuk mengetahui factor penyebab terjadinya Stroke
3.    Untuk mengetahui seberapa besar pengembalian kesehatan orang yang terkena Stroke
4.    Untuk mengetahui cara penyembuhan Stroke.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN
1.    Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap hidup dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh darah yang mengalir di dalam pembuluh-pembuluh darah yang menuju sel-sel otak. Apabila karena sesuatu hal aliran darah atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini terhambat selama beberapa menit saja, maka dapat terjadi stroke. Penghambatan aliran oksigen ke sel-sel otak selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Makin lama penghambatan ini terjadi, efeknya akan makin parah dan makin sukar dipulihkan. Sehingga tindakan yang cepat dalam mengantisipasi dan mengatasi serangan stroke sangat menentukan kesembuhan dan pemulihan kesehatan penderita stroke.
2.    Stroke Hemorrhagic meliputi pendarahan di dalam otak (intracerebral hemorrhage) dan pendarahan di antara bagian dalam dan luar lapisan pada jaringan yang melindungi otak (subarachnoid hemorrhage).
3.    Stroke haemorrhagic , yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi perdarahan di otak. Haemorrhagic stroke umumnya terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi. Hampir 70 persen kasus haemorrhagic stroke terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah rentan pecah. Namun demikian, hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan penderita hipertensi. Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan atau faktor emosional.
Terdapat dua jenis utama pada stroke yang mengeluarkan darah : (intracerebral hemorrhage dan (subarachnoid hemorrhage. Gangguan lain yang meliputi pendarahan di dalam tengkorak termasuk epidural dan hematomas subdural, yang biasanya disebabkan oleh luka kepala. Gangguan ini menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dipertimbangkan sebagai stroke.


2.2. FAKTOR RISIKO
Faktor-faktor risik stroke adalah:
•    Usia lanjut Hipertensi (tekanan darah tinggi),
•    Serangan stroke sebelumnya atau transient ischemic attack (TIA),
•    Diabetes
•    Kolesterol tinggi
•    Atrial fibrilasi

2.3. GEJALA STROKE
Untuk mengetahui tanda-tanda stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke berikut:
•    Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
•    Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
•    Penglihatan ganda.
•    Pusing.
•    Bicara tidak jelas (rero).
•    Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
•    Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
•    Pergerakan yang tidak biasa.
•    Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
•    Ketidakseimbangan dan terjatuh.
•    Pingsan.

2.4. PENGOBATAN
•    Jika terjadi serangan stroke, yang perlu segera dilakukan adalah pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.
Stroke dapat disebabkan faktor keturunan? Para ahli kesehatan meyakini, ada hubungan antara risiko stroke dengan faktor keturunan, walaupun tidak secara langsung. Pada keluarga yang banyak anggotanya menderita stroke, kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan stroke harus lebih ditingkatkan. Namun demikian stroke bukan merupakan penyakit keturunan. Banyaknya kasus stroke dalam keluarga Anda mungkin lebih disebabkan faktor pola makan, gaya hidup, dan watak yang hampir sama. Makanan bersantan asal tidak berlebihan sebetulnya tidak berbahaya. Namun jika setiap hari mengonsumsi makanan berlemak, terutama lemak hewani dalam jumlah berlebihan, apalagi kurang makan sayur dan buah-buahan segar, tentu akan meningkatkan risiko stroke. Cepat marah, panik, dan stres, apalagi perokok, kurang olah raga, berat badan berlebih dan kurang tidur akan melipat gandakan kemungkinan Anda terkena stroke. Data penelitian mengenai pengobatan stroke hingga kini masih belum memuaskan walaupun telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan kecacatan. Agaknya pengobatan awal/dini serta pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus disertai dengan pengenalan dan pemahaman stroke pada semua lapisan dan komunitas dalam masyarakat.


2.5. TANDA-TANDA MUNCULNYA SERANGAN STROKE
Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga dan setiap orang harus memperoleh informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa stroke adalah serangan otak yang secara sederhana mempunyai lima tanda-tanda utama yang harus dimengerti dan sangat difahami. Hal ini penting agar semua orang mempunyai kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya serangan stroke.

2.5.1. Tanda-tanda serangan stroke :
•    Rasa bebal atau mati mendadak atau kehilangan rasa dan lemas pada muka, tangan atau kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja.
•    Rasa bingung yang mendadak, sulit bicara atau sulit mengerti.
•    Satu mata atau kedua mata mendadak kabur.
•    Mendadak sukar berjalan, terhuyung dan kehilangan keseimbangan.
•    Mendadak merasa pusing dan sakit kepala tanpa diketahui sebab musababnya.
Selain itu harus dijelaskan pula kemungkinan munculnya tanda-tanda ikutan lain yang bisa timbul dan atau harus diwaspadai, yaitu;
•    Rasa mual, panas dan sangat sering muntah-muntah.
•    Rasa pingsan mendadak, atau merasa hilang kesadaran secara mendadak.
Adapun, untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan pencegahan termasuk membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat. Berikut adalah 10 langkah yang dapat Anda lakukan guna menghindarkan diri dari serangan stroke.
1.    Hindari dan hentikan kebiasaan merokok. Kebiasaan ini dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan membuat darah Anda menjadi mudah menggumpal.
2.    Periksakan tensi darah secara rutin. Tekanan darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah Anda mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah tensi darah secara teratur.
3.    Kendalikan penyakit jantung. Kalau Anda memiliki gejala atau gangguan jantung seperti detak yang tidak teratur atau kadar kolesterol tinggi, berhati-hatilah karena hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya stroke. Mintalah saran dokter untuk langkah terbaik.
4.    Atasi dan kendalikan stres dan depresi. Stres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik. Jika tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka panjang.
5.    Makanlah dengan sehat. Anda mungkin sudah mendengarnya ribuan kali, namun penting artinya bila Anda disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah dan sayuran setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.
6.    Kurangi garam. Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.
7.    Pantau berat badan Anda. Memiliki badan gemuk atau obesitas akan meningkatkan risiko Anda mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, dan semuanya dapat memicu terjadinya stroke.
8.    Berolahraga dan aktif. Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu Anda menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.
9.    Kurangi alkohol. Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu menguranginya berarti menghindarkan Anda dari tekanan darah tinggi.
10.    Up date pengetahuan Anda. Dengan mengikuti perkembangan informasi tentang kesehatan, banyak hal penting yang diperoleh guna menghindari kemungkinan atau menekan risiko stroke. Berhati-hatilah, beragam hormon termasuk pil dan terapi penggantian hormon HRT diduga dapat membuat darah menjadi kental dan cenderung mudah menggumpal.



2.6. STROKE HAEMORAGIK
1)    Perdarahan serebri
Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab kasus gangguan pembuluh darah otak dan merupakan persepuluh dari semua kasus penyakit ini. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteria serebri.
2)    Pecahnya aneurisma
Biasanya perdarahan serebri terjadi akibat aneurisme yang pecah maka penderita biasanya masih muda dan 20% mempunyai lebih dari satu aneurisme. Dan salah satu dari ciri khas aneurisme adalah kecendrungan mengalami perdarahan ulang (Sylvia A. Price, 1995)
3)    Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan).
-    Trombosis sinus dura
-    Diseksi arteri karotis atau vertebralis
-    Vaskulitis sistem saraf pusat
-    Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intrakranial yang progresif)
-    Migran
-    Kondisi hyperkoagulasi
-    Penyalahgunaan obat (kokain dan amfetamin)
-    Kelainan hematologis (anemia sel sabit, polisitemia atau leukemia)
-    Miksoma atrium.

2.6.1. Faktor Resiko :
•    Yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA atau stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, dan heterozigot atau homozigot untuk homosistinuria.
•    Yang dapat diubah : hypertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan obat dan alcohol, hematokrit meningkat, bruit karotis asimtomatis, hyperurisemia dan dislidemia.

2.6.2. Patofisiologi
Otak sendiri merupakan 2% dari berat tubuh total. Dalam keadaan istirahat otak menerima seperenam dari curah jantung. Otak mempergunakan 20% dari oksigen tubuh. Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi pada CVA di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :
1.    Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan atau penyumbatan lumen sehingga aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik otak. Bila hal ini terjadi sedemikian hebatnya, dapat menimbulkan nekrosis.
2.    Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke kejaringan (hemorrhage).
3.    Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak.
4.    Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial jaringan otak.
Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak akan menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya yang masih mempunyai pendarahan yang baik berusaha membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal yang terjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta arteriole. Selanjutnya akan terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya perisriwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti secara pasif segala perubahan tekanan darah arteri. Di samping itu reaktivitas serebrovaskuler terhadap PCO2 terganggu. Berkurangnya aliran darah serebral sampai ambang tertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan jaringan secara permanen
Skema :
•    Perdarahan arteri / oklusi
•    Penurunan tekanan perfusi vaskularisasi distal
•    Iskemia Pelebaran kontara lateral
•    Anoksia Aktivitas elektrik terhenti
•    Metabolisme Anaerob Pompa natrium dan kalium gagal
•    Metabolisme Asam Natrium dan air masuk ke sel
•    Asidosis lokal Edema intra sel
•    Pompa natrium gagal Edema ekstra sel
•    Edema dan nekrosis jaringan Perfusi jaringan serebral
•    Sel mati secara progresif (defisit fungsi otak) ( Satyanegara, 1998)

2.6.3. Tanda dan Gejala
a.    Vertebro basilaris, sirkulasi posterior, manifestasi biasanya bilateral :
•    Kelemahan salah satu dari empat anggota gerak tubuh
•    Peningkatan refleks tendon
•    Ataksia
•    Tanda babinski
•    Tanda-tanda serebral
•    Disfagia
•    Disartria
•    Sincope, stupor, koma, pusing, gangguan ingatan.
•    Gangguan penglihatan (diplopia, nistagmus, ptosis, paralysis satu mata).
•    Muka terasa baal.
b.    Arteri Karotis Interna
•    Kebutaan Monokular disebabkan karena insufisiensi aliran darah arteri ke retina
•    Terasa baal pada ekstremitas atas dan juga mungkin menyerang wajah.
c.    Arteri Serebri Anterior
•    Gejala paling primer adalah kebingungan
•    Rasa kontralateral lebih besar pada tungkai
•    Lengan bagian proksimal mungkin ikut terserang
•    Timbul gerakan volunter pada tungkai terganggu
•    Gangguan sensorik kontra lateral
•    Dimensi reflek mencengkeram dan refleks patologis
d.    Arteri Serebri Posterior
•    Koma
•    Hemiparesis kontralateral
•    Afasia visual atau buta kata (aleksia)
•    Kelumpuhan saraf kranial ketiga – hemianopsia, koreo – athetosis
e.    Arteri Serebri Media
•    Mono paresis atau hemiparesis kontra lateral (biasanya mengenai lengan)
•    Kadang-kadang heminopsia kontralateral (kebutaan)
•    Afasia global (kalau hemisfer dominan yang terkena)
•    Gangguan semua fungsi yang ada hubungannya dengan percakapan dan komunikasi
•    Disfagia

2.6.4. Penatalaksanaan
a.    Penatalaksanaan umum 5 B dengan penurunan kesadaran :
1. Breathing (Pernapasan)
- Usahakan jalan napas lancar.
- Lakukan penghisapan lendir jika sesak.
- Posisi kepala harus baik, jangan sampai saluran napas tertekuk.
- Oksigenisasi terutama pada pasien tidak sadar.
2. Blood (Tekanan Darah)
- Usahakan otak mendapat cukup darah.
- Jangan terlalu cepat menurunkan tekanan darah pada masa akut.
3. Brain (Fungsi otak)
- Atasi kejang yang timbul.
- Kurangi edema otak dan tekanan intra cranial yang tinggi.
4. Bladder (Kandung Kemih)
- Pasang katheter bila terjadi retensi urine
5. Bowel (Pencernaan)
- Defekasi supaya lancar.
- Bila tidak bisa makan per-oral pasang NGT/Sonde.
b.    Menurunkan kerusakan sistemik.
Dengan infark serebral terdapat kehilangan irreversible inti sentral jaringan otak. Di sekitar zona jaringan yang mati mungkin ada jaringan yang masih harus diselamatkan. Tindakan awal yang harus difokuskan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin area iskemik. Tiga unsur yang paling penting untuk area tersebut adalah oksigen, glukosa dan aliran darah yang adekuat. Kadar oksigen dapat dipantau melalui gas-gas arteri dan oksigen dapat diberikan pada pasien jika ada indikasi. Hypoglikemia dapat dievaluasi dengan serangkaian pemeriksaan glukosa darah.


c.    Mengendalikan Hypertensi dan Peningkatan Tekanan Intra Kranial
Kontrol hypertensi, TIK dan perfusi serebral dapat membutuhkan upaya dokter maupun perawat. Perawat harus mengkaji masalah-masalah ini, mengenalinya dan memastikan bahwa tindakan medis telah dilakukan. Pasien dengan hypertensi sedang biasanya tidak ditangani secara akut. Jika tekanan darah lebih rendah setelah otak terbiasa dengan hypertensi karena perfusi yang adekuat, maka tekanan perfusi otak akan turun sejalan dengan tekanan darah. Jika tekanan darah diastolic diatas kira-kira 105 mmHg, maka tekanan tersebut harus diturunkan secara bertahap. Tindakan ini harus disesuaikan dengan efektif menggunakan nitropusid.
Jika TIK meningkat pada pasien stroke, maka hal tersebut biasanya terjadi setelah hari pertama. Meskipun ini merupakan respons alamiah otak terhadap beberapa lesi serebrovaskular, namun hal ini merusak otak. Metoda yang lazim dalam mengontrol PTIK mungkin dilakukan seperti hyperventilasi, retensi cairan, meninggikan kepala, menghindari fleksi kepala, dan rotasi kepala yang berlebihan yang dapat membahayakan aliran balik vena ke kepala. Gunakan diuretik osmotik seperti manitol dan mungkin pemberian deksamethasone meskipun penggunaannya masih merupakan kontroversial.
d.    Terapi Farmakologi
Antikoagulasi dapat diberikan pada stroke non haemoragik, meskipun heparinisasi pada pasien stroke iskemik akut mempunyai potensi untuk menyebabkan komplikasi haemoragik. Heparinoid dengan berat molekul rendah (HBMR) menawarkan alternatif pada penggunaan heparin dan dapat menurunkan kecendrungan perdarahan pada penggunaannya. Jika pasien tidak mengalami stroke, sebaliknya mengalami TIA, maka dapat diberikan obat anti platelet. Obat-obat untuk mengurangi perlekatan platelet dapat diberikan dengan harapan dapat mencegah peristiwa trombotik atau embolitik di masa mendatang. Obat-obat antiplatelet merupakan kontraindikasi dalam keadaan adanya stroke hemoragi seperti pada halnya heparin.
e.    Pembedahan
Beberapa tindakan pembedahan kini dilakukan untuk menangani penderita stroke. Sulit sekali untuk menentukan penderita mana yang menguntungkan untuk dibedah. Tujuan utama pembedahan adalah untuk memperbaiki aliran darah serebral.
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memperbaiki peredaran darah otak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hypertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskuler yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernapasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.

2.6.5. Komplikasi
a.    TIK meningkat
b.    Aspirasi
c.    Atelektasis
d.    Kontraktur
e.    Disritmia jantung
f.    Malnutrisi
g.    Gagal napas

2.6.6.  Tindakan Pencegahan
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
1.    Pembatasan makan garam; dimulai dari masa muda, membiasakan memakan makanan tanpa garam atau makanan bayi rendah garam.
2.    Khususnya pada orang tua, perawatan yang intensif untuk mempertahankan tekanan darah selama tindakan pembedahan. Cegah jangan sampai penderita diberi obat penenang berlebihan dan istirahat ditempat tidur yang terlalu lama.
3.    Peningkatan kegiatan fisik; jalan setiap hari sebagai bagian dari program kebugaran.
4.    Penurunan berat badan apabila kegemukan
5.    Berhenti merokok
6.    Penghentian pemakaian kontrasepsi oral pada wanita yang merokok, karena resiko timbulnya serebrovaskular pada wanita yang merokok dan menelan kontrasepsi oral meningkat sampai 16 kali dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok dan tidak menelan pil kontrasepsi.

2.6.7. Dampak Masalah
a.    Bagi Individu
1). Biologis
Penderita akan mengalami gangguan pernapasan akibat hilannya reflek batuk dan penurunan kesadaran hingga terjadi akumulasi secret. Nyeri kepala akibat infark serebri yang luas, penurunan kesadaran, gangguan kognitif, disorientasi, mual dan muntah, gangguan menelan, tidak bisa menjalin komunikasi karena klien aphasia, terjadi konstipasi akibat tirah baring dan kurangnya mobilisasi, dan dekubitus akibat tirah baring yang lama.
2). Psikologis
Cemas sedang akibat hemiparese, terutama pada penderita yang mempunyai beban tanggung jawab pada keluarganya. Penderita dapat mengalami depresi disamping rasa rendah diri yang bisa dipahami sebagai suatu reaksi emosional terhadap kemunduran kualitas dan keberadaannya.
3). Sosial
Apabila keadaan sakitnya sampai terjadi kelumpuhan dan gangguan komunikasi, klien akan mengalami kesulitan untuk mengadakan interaksi dengan keluarga maupun masyarakat. Mungkin juga klien akan menarik diri dari interaksi sosial karena merasa harga dirinya rendah dan merasa tidak berguna.
4). Spiritual
Penderita mungkin akan mengalami kesulitan didalam melakukan kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa karena keterbatasannya. Mungkin juga penderita akan merasa bahwa Tuhan tidak adil kepada dirinya akibat dari depresi. Penderita juga mengingkari dan menolak keberadaan dari Yang Maha Kuasa.
b.    Bagi keluarga
Penderita akan menjadikan beban bagi keluarga, karena keluarga yang sehat berupaya untuk mencarikan biaya pengobatan, membantu memberikan perawatan, karena penderita sendiri sangat tergantung dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Keluarga akan merasa cemas mengenai keadaannya. Apabila penderita suami atau isteri mungkin menghadapi resiko depresi dan perubahan emosional.

2.7. HEMORRHAGIC STROKE DAN KEBINGUNGAN
Kebingungan adalah gejala dari stroke hemorrhagic. Sebuah hemorrhagic stroke terjadi ketika gumpalan darah terbentuk dalam arteri dan pembuluh darah pecah.
Hemorrhagic Stroke Dan Merokok  Salah satu faktor risiko terbesar bagi orang-orang yang telah menderita hemorrhagic stroke jantung merokok. Bahkan, hal itu bisa saja salah satu penyebab utama juga. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa merokok memiliki dampak langsung terhadap tekanan darah. Seorang berbagai tekanan darah secara langsung meningkatkan kemungkinan mengalami stroke.
Stroke hemorrhagic Ilustrasi  Istilah perdarahan berarti pendarahan karena tekanan. Sebuah stroke hemorrhagic terjadi bila pembuluh darah pecah di dalam otak. Bila pendarahan terjadi di otak, itu bisa berakibat fatal bagi orang. Beberapa kerusakan seperti stroke lumpuh atau cacat tetap dapat terjadi sebagai hasilnya.
Stroke hemorrhagic recurrences  Stroke adalah salah satu alasan paling umum bagi orang-orang mati di Amerika Serikat. Sebagian besar stroke yang terjadi menyebabkan kerusakan serius pada tubuh fisik. Hemorrhagic stroke tidak yang biasa seperti jenis lain, yang stroke iskemik. Pada catatan perbandingan, hanya 20 persen dari total orang-orang yang menderita stroke menderita hemorrhagic satu. Iskemik adalah dengan jauh lebih umum.

2.7.1. Theraphy:
1.    Injeksi ketorolac 1 ampl/ 8jam
2.    Injeksi Bralin 1ampl/ 8jam
3.    Injeksi Benocetam 3 gram/12 jam
4.    Injeksi Tramadol 1 ampl/8 jam
5.    Infus RL


BAB 3
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.
Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.

3.2. SARAN
1.    Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.
2.    Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.
3.    Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan.
4.    Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.
5.    Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).


DAFTAR PUSTAKA

1.    J, Iskandar (2007), Stroke A-Z. PT BIP-Gramedia, Jakarta.