“ FAKTUAL PENDIDIKAN DI INDONESIA “ 
MAKALAH 
LANDASAN PENDIDIKAN 
Disusun Oleh :
Novi Sari Rahmatiyas : NPM. 09232432
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
PRODI BIOLOGI 
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 
2009 
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin,
 puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan 
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini dengan judul 
Faktual Pendidikan di Indonesia.
Shalawat
 serta salam tercurahkan kepada paduka alam Habibana Wanabiyana Muhammad
 SAW beserta keluarga, sahabat serta umatnya dan senantiasa setia hingga
 akhir zaman.
Makalah ini 
dibuat  sebagai salah satu syarat mengikuti Pembelajaran Mata Kuliah 
Landasan Pendidikan  Di Prodi Biologi Fakultas Keguruan dan Imu 
Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Tahun Akademik 2009/2010.
Pada
 kesempatan ini penulis penulis ingin menyampaikan terima kasih yang 
sebanyak-banyaknya kepada semua pihak  yang sudah berusaha keras 
memberikan bimbingan dan bantuan baik moril maupun materil serta do’a 
dalam penyusunan Karya Tulis  ini.
Penulis
 menyadari Karya Tulis ini sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun
 bentuk penulisannya, karena keterbatasan pengetahuan yang penulis 
miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi 
kesempurnaan skripsi ini. dengan segala kerendahan hati skripsi ini 
dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Tasikmalaya, 22 November 2009
Penulis
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... ii
BAB I   PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1
1.2 Tujuan Penulisan Ilmiah ……………………………………… 2
BAB II   LANDASAN TEORITIS …………………………………………... 3
2.1 Faktual ……………….. ……………………………………… 3
2.2 Pendidikan …………… ……………………………………… 3
2.3 Faktual Pendidikan di Indonesia ……………………………... 4
BAB III PEMBAHASAN ………….. ……..………………………………….. 5
3.1 Sistem Pendidikan di Indonesia saat ini .…………………….. 5
3.2 Solusi Permasalahan Melalui Pendekatan Agama …………… 7
3.3 Solusi Permasalahan Melalui Peningkatan Kualitas Anak didik dan Pendidik…………………………………………….. 8
3.4 Solusi Permasalahan Melalui Program Terpadu ……………... 8
BAB IV   SIMPULAN ……..…………. ……………………………………… 11
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1    Dasar Pemikiran 
Bagi
 murid guru merupakan sosok yang sangat mulia, kehadirannya selalu 
menjadi penerang bagi semua anak didiknya. Dulu, profesi guru tidak 
banyak diminati oleh masyarakat, mereka lebih tertarik menjadi dokter, 
tentara maupun pengusaha.
Tapi
 sekarang, dengan adanya global crisis yang melanda semua Negara di 
dunia termasuk di Negara kita Indonesia, profesi ini menjadi salah satu 
profesi yang cukup menjanjikan. Namun dengan perkembangan yang pesat ini
 seharusnya kualitas guru pun jadi meningkat bersamaan dengan naiknya 
permintaan pasar.
Peran 
guru beberapa tahun yang lalu bukan hanya sekedar mengajarkan 
pengetahuan yang telah dimiliki sebagai sebuah keahlian tetapi juga 
turut mendidik murid menjadi seorang yang cerdas, sopan santun dan 
berakhlak mulia. Akhir-akhir ini sering terdengar banyak keluhan dari 
beberapa orangtua murid mengenai peran guru sekolah yang kurang 
berkualitas.
Itu 
disebabkan dengan mendesaknya kebutuhan ekonomi keluarga sehingga mereka
 kurang memperhatikan tanggung jawab guru yang sebebnarnya. Saya pikir 
hal seperti ini sangat menyedihkan. Kata mengajar mempunyai arti 
memberikan pengetahuan yangmereka miliki terlebih dulu kepada para 
muridnya sehingga mereka bisa mengerti.
Kata
 mendidik, mempunyai makna yang lebih dalam karena selain guru mempunyai
 tugas untuk mengajar tapi mereka juga memiliki tanggung jawab untuk 
mengarahkan anak muridnya menjadi seorang manusia yang lebih  berbudi 
luhur. Menurut saya hal itu adalah nilai tambah yang sangat mulia untuk 
profesi guru.
Beberapa 
survey mengatakan bahwa banyak orang memilih profesi guru hanya sebagai 
pelampiasan atau jalan alternative mencari nafkah saja. Hal ini juga 
lebih menyedihkan bagi kita sebagai orangtua murid. Guru semacam inilah 
yang berbahaya, karena mereka tidak mampu membentuk karakter dan 
mencerdaskan anak didiknya, tetapi mereka malah cenderung menguras harta
 negara.
Disamping itu, 
demi terisinya mata pelajaran, sekarang ini dari pihak sekolah sering 
kali salah kamar dalam menempatkan posisi guru sebagai pemegang mata 
pelajaran. Hal itu menjadi sebab utama rapuhnya pendidikan bangsa ini, 
karena kurangnya profesionalitas tenaga pengajar.
Berbagai
 hal fakta yang terjadi pada Realita Pendidikan di Indonesia ini lah 
yang menjadi landasan kami untuk mengkaji permasalah yang tertuang dalam
 sebuah Karya Tulis yang berjudul “ Faktual Pendidikan di Indonesia “ 
ini. 
1.2   Tujuan Penulisan  
Penulisan arya Tulis bertujuan untuk : 
- Menemukan  fakta yang benar-benar terjadi pada Sistem Pendidikan di Indonesia 
- Menarik sedikit Solusi Pemecahan Permasalahan dan Mempaparkannya sesuai dengan permalahan yang terjadi 
-
 Sebagai Salah Satu Syarat Kegiatan Perkualiah Mata Kuliah Landasan 
Pendidian Prodi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1   Pengertian Faktual  
Menurut
 Kamus Besar Bahasa Indonesia Faktual dapat diartikan sebagai hal 
(keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar 
ada atau terjadi.atau juda bias diartikan sebagai sesuatu hal yang 
berdasarkan kenyataan; mengandung dan kebenaran.
2.2   Pengertian Pendidikan  
Dengan
 perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan 
signifikan sehingga banyak merubah pola pikir  pendidik, dari pola pikir
 yang awam dan kaku menjadi lebih moderan. Hal tersebut sangat 
berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.
Menyikapi
 hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara 
mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai
 tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Kamus
 Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu 
kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya 
memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan 
diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan 
kecerdasan pikiran.
Menurut
 bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu kata 
"paid" artinya "anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing 
"sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar 
anak".
Menurut UU No.20 
tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha 
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses 
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi 
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, 
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang 
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Wikipedia,
  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, 
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari
 pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah 
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses 
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat 
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual 
keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
 mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
2.3   Pengertian Faktual Pendidikan di Indonesia 
Berdasarakan
 Pengertian Pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa factual 
Pendidikan di Indonesia dapat diartikan sebagai Realita Kebenaran yang 
terjadi pada wajah suasana belajar dan proses pembelajaran atau 
pelatihan peserta didik di Negara Indonesia.
BAB III
PEMBAHASAN 
3.1    Sistem Pendidikan di Indonesia saat ini 
Pendidikan
 Indonesia selalu gembar-gembor tentang kurikulum baru.Yang katanya 
lebih bagus, lebih tepat sasaran, lebih kebarat-baratan...atau apapun. 
Yang jelas, Menteri Pendidikan berusaha eksis dengan mengujicobakan 
formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum. Agak miris lihat 
kondisi saat ini. Institusi pendidikan tidak ubahnya seperti pencetak 
mesin ijazah. Agar laku, sebagian memberikan iming-iming : lulus cepat, 
status disetarakan, dapat ijazah, absen longgar wa ‘ala alihi. Apa yang 
bisa diharapkan dari pendidikan kering idealisme seperti itu. Ki Hajar 
Dewantoro mungkin bisa menangis melihat kondisi pendidikan saat ini. 
Bukan lagi bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa (seperti yang masih 
tertulis di UUD 45), tapi lebih mirip mesin usang yang mengeluarkan 
produk yang sulit diandalkan kualitasnya. 
Pendidikan
 lebih diarahkan pada menyiapkan tenaga kerja "buruh" saat ini. Apalagi 
dengan pengoptimalan pada SMK. Bukan lagi pemikir-pemikir handal yang 
siap menganalisa kondisi. Karena pola pikir "buruh"lah, segala macam 
hapalan dijejalkan kepada anak murid. Dan semuanya hanya demi satu kata:
 IJAZAH! ya, ijazah, ijazah, ijazah yang diperlukan untuk mencari 
pekerjaan. Sangat minim idealisme untuk mengubah kondisi bangsa yang 
morat-marit ini, sangat minim untuk mengajarkan filosofi kehidupan, dan 
sangat minim pula dalam mengajarkan moral. 
Sudah
 rahasia umum jika pendidikan sekarang sangat mahal. Seperti kata buku, 
orang miskin dilarang sekolah! Memprihatinkan, tapi itulah kenyataannya.
 Masuk TK saja bisa mencapai ratusan ribu maupun jutaan rupiah, belum 
lagi kalau masuk SD-SMP-SMA-Universitas yang favorit. Kalau dihitung, 
seseorang yang masuk TK sampai dengan universitas yang favorit akan 
menghabiskan 100 juta lebih. Wow! Apalagi dengan adanya kampus BHMN 
seperti UI, IPB, UGM, Unair dan lain-lain.
Sekolah
 memang harus mahal, itulah stigma yang tertanam di benak sebagian 
orang, dari orang awam dan bahkan sampai beberapa pejabat Depdiknas. 
benarkah demikian??? Itu adalah opini yang salah tempat, mereka yang 
bicara ngelantur begitu sudah pasti tidak pernah lihat kondisi luar. 
Malaysia, Jerman, bahkan Kuba sekalipun bisa membuat pendidikannya 
sangat murah dan dapat diakses oleh sebagian besar lapisan 
masyarakatnya. Dalam sistem pendidikan Indonesia yang baru, pemerintah 
akan membagi jalur pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu jalur 
formal standar/ reguler dan jalur formal mandiri/ Non reguler. Jalur 
formal mandiri diperuntukkan bagi siswa yang mapan secara akademik 
maupun finansial. Sedangkan jalur formal standar diperuntukkan bagi 
siswa yang secara finansial bisa dikatakan kurang bahkan tidak mampu. 
Diakui
 atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini 
memang adalah sistem pendidikan yang sekular-materialistik. 
Bila
 disebut bahwa sistem pendidikan nasional masih mewarisi sistem 
pendidikan kolonial, maka watak sekular-materialistik inilah yang paling
 utama, yang tampak jelas pada hilangnya nilai-nilai islam pada semua 
proses pendidikan. Pendidikan materialistik memberikan kepada siswa 
suatu basis pemikiran yang serba terukur secara material serta 
memungkiri hal-hal yang bersifat non-materi. Disadari atau tidak, 
berkembang penilaian bahwa hasil pendidikan haruslah dapat mengembalikan
 investasi yang telah ditanam. Pengembalian itu dapat berupa gelar 
kesarjanaan, jabatan, kekayaan, atau apapun yang setara dengan nilai 
materi yang telah dikeluarkan. Agama ditempatkan pada posisi yang sangat
 individual. Hukum syara’ islam dirasa tidak patut atau tidak perlu 
dijadikan sebagai standar penilaian sikap dan perbuatan.
Sistem
 pendidikan yang material-sekuleristik tersebut sebenarnya hanyalah 
merupakan bagian belaka dari sistem kehidupan bermasyarakat dan 
bernegara yang juga sekuler. Dalam sistem sekuler, aturan-aturan, 
pandangan dan nilai-nilai Islam memang tidak pernah secara sengaja 
digunakan untuk menata berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. 
Agama Islam, sebagaimana agama dalam pengertian Barat, hanya ditempatkan
 dalam urusan individu dengan tuhannya saja. Maka, di tengah-tengah 
sistem sekuleristik tadi lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari
 nilai-nilai agama. Yakni tatanan ekonomi yang kapitalistik, perilaku 
politik yang oportunistik, budaya hedonistik, kehidupan sosial yang 
egoistik dan individualistik, sikap beragama yang sinkretistik, serta 
paradigma pendidikan yang materialistic
Lantas
 bagaimana dengan visi dan misi pendidikan di Indonesia? Mau dibawa ke 
mana pendidikan di Negara kita? Apakah pendidikan sudah menjadi barang 
dagangan yang nantinya menghasilkan output berupa selembar sertifikat 
dan ijazah bukannya keahlian dan daya analisis? Dan apakah pendidikan 
hanya menjadi milik dan hak orang kaya saja? Atau Apakah memang orang 
miskin dilarang sekolah? Lalu bagaimana caranya agar pendidikan bisa 
murah??
3.2    Solusi Permasalahan Melalui Pendekatan Agama 
Pendidikan
 adalah aqidah Islam. Aqidah menjadi dasar kurikulum (mata ajaran dan 
metode pengajaran) yang diberlakukan oleh negara. Aqidah Islam 
berkonsekuensi ketaatan pada syari’at Islam. Ini berarti tujuan, 
pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum harus terkait dengan 
ketaatan pada syari’at Islam. Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila
 tidak menghasilkan keterikatan pada syari’at Islam pada peserta didik, 
walaupun mungkin membuat peserta didik menguasai ilmu pengetahuan. 
Aqidah Islam menjadi asas dari ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti semua
 ilmu pengetahuan yang dikembangkan harus bersumber pada akidah Islam, 
karena memang tidak semua ilmu pengetahuan lahir dari akidah Islam. Yang
 dimaksud adalah, aqidah Islam harus dijadikan standar penilaian
3.3    Solusi Permasalahan Melalui Peningkatan Kualitas Anak didik dan
Pendidik 
Bagaimana
 cara terbaik untuk meningkatkan kualitas guru demi tercapainya kualitas
 sumber daya manusia yang tinggi, yang sedang mereka bimbing sekarang 
ini. Ada cara-cara sebagai berikut :
1.
 Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan perhatiannya pada masalah 
pendidikan bangsa ini, karena tanpa bantuan pemerintah siapapun yang 
berusaha untuk mengubah keadaan tidak akan mendapatkan hasil yang baik
2. Perbanyak program beasiswa yang berkualitas untuk mendapatkan guru yang berkualitas tinggi.
3. Pendapatan guru wajib ditingkatkan terutama mereka yang telah rela mengajar murid sekolah di berbagai tempat terpencil
4.
 Penghargaan dan perhatian sekecil apapun pada para guru akan menyentuh 
hati mereka untuk lebih menyayangi anak didiknya, sehingga secara 
otomatis guru akan memberikan perhatian lebih pada para murid
Ada
 baiknya mulai sekarang sebagai orangtua mulai lebih memperhatikan 
keberadaan seorang guru, karena merekalah anak kita bisa menjadi manusia
 yang lebih berguna di masa depan.
3.1    Solusi Permasalahan Melalui Program Terpadu 
Agar
 keluaran pendidikan menghasilkan SDM yang sesuai harapan, harus dibuat 
sebuah sistem pendidikan yang terpadu. Artinya, pendidikan tidak hanya 
terkonsentrasi pada satu aspek saja. Dalam hal ini, minimal ada 3 hal 
yang harus menjadi perhatian. Pertama, sinergi antara sekolah, 
masyarakat, dan keluarga. Pendidikan yang integral harus melibatkan tiga
 unsur di atas. Sebab, ketiga unsur di atas menggambarkan kondisi 
faktual obyektif pendidikan. Saat ini ketiga unsur tersebut belum 
berjalan secara sinergis, di samping masing-masing unsur tersebut juga 
belum berfungsi secara benar.
Buruknya
 pendidikan anak di rumah memberi beban berat kepada sekolah/kampus dan 
menambah keruwetan persoalan di tengah-tengah masyarakat seperti 
terjadinya tawuran pelajar, seks bebas, narkoba, dan sebagainya. Pada 
saat yang sama, situasi masyarakat yang buruk jelas membuat nilai-nilai 
yang mungkin sudah berhasil ditanamkan di tengah keluarga dan 
sekolah/kampus menjadi kurang optimum.
Kedua,
 kurikulum yang terstruktur dan terprogram mulai dari tingkat TK hingga 
Perguruan Tinggi. Kurikulum sebagaimana tersebut di atas dapat menjadi 
jaminan bagi ketersambungan pendidikan setiap anak didik pada setiap 
jenjangnya. Selain muatan penunjang proses pembentukan kepribadian Islam
 yang secara terus-menerus diberikan mulai dari tingkat TK hingga PT, 
muatan tsaqâfah Islam dan Ilmu Kehidupan (IPTEK, keahlian, dan 
keterampilan) diberikan secara bertingkat sesuai dengan daya serap dan 
tingkat kemampuan anak didik berdasarkan jenjang pendidikannya 
masing-masing.
Pada 
tingkat dasar atau menjelang usia balig (TK dan SD), penyusunan struktur
 kurikulum sedapat mungkin bersifat mendasar, umum, terpadu, dan merata 
bagi semua anak didik yang mengikutinya. 
Di
 tingkat Perguruan Tinggi (PT), kebudayaan asing dapat disampaikan 
secara utuh. Ideologi sosialisme-komunisme atau kapitalisme-sekularisme,
 misalnya, dapat diperkenalkan kepada kaum Muslim setelah mereka 
memahami Islam secara utuh. Pelajaran ideologi selain Islam dan 
konsepsi-konsepsi lainnya disampaikan bukan bertujuan untuk 
dilaksanakan, melainkan untuk dijelaskan dan dipahami cacat-celanya 
serta ketidaksesuaiannya dengan fitrah manusia.
Ketiga,
 berorientasi pada pembentukan tsaqâfah Islam, kepribadian Islam, 
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, dan memiliki keterampilan yang 
memadai. Penguasaan ilmu-ilmu teknik dan praktis serta latihan-latihan 
keterampilan dan keahlian merupakan salah satu tujuan pendidikan Islam, 
yang harus dimiliki umat Islam dalam rangka melaksanakan tugasnya 
sebagai khalifah Allah SWT. Ketiga hal di atas merupakan target yang 
harus dicapai. Dalam implementasinya, ketiga hal di atas menjadi 
orientasi dan panduan bagi pelaksanaan pendidikan
BAB IV
SIMPULAN 
Dalam perjalanannya proses pembangunan ekonomi membutuhkan sumber daya pendidikan yang berkualitas tinggi.
Oleh
 karena itu diputuskan untuk mengadakan pembaruan secara menyeluruh 
terhadap peranan pendidikan. Tetapi sejauh ini, usaha yang mengarah 
kesana masih belum mencapai target yang tinggi.
Sebab
 dari belum seimbangnya peranan pendidikan Indonesia dalam proses 
pembangunan bangsa adalah karena penentu kebijakan dalam hal ini 
pemerintah masih belum menyatu dalam mewujudkan peranan pendidikan yang 
dapat mendongkrak kemajuan pembangunan ekonomi bangsa.
Problem-problem
 pendidikan kita semakin kompleks dan semakin sarat dengan tantangan. 
Kebijakan dan program-program pemerintah untuk meningkatkan mutu 
pendidikan, nampak tidak memberi jawaban solutif terhadap 
permasalahan-permasalahan pendidikan yang berkembang.
Dibutuhkan
 suatu reformasi pendidikan untuk dapat memperbaharui semua system 
pendidikan dan peranannya terhadap pembangunan bangsa ini. Waktu yang 
diperlukan tidaklah singkat.
Perlu
 pengorbanan dan kesediaan dari semua pihak yang terkait, seperti 
pemerintah, instansi pendidikan, kementrian pendidikan dan pelaksana 
pendidikan Indonesia. Reformasi pendidikan juga harus memberikan peluang
 bagi siapapun untuk mengembangkan langkah atau cara baru dalam 
meningkatkan kualitas pendidikan.
Reformasi
 pendidikan pada dasarnya mempunyai tujuan agar pendidikan dapat 
berjalan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan 
nasional Indonesia.
Pemerintah
 dan masyarakat harus mau bekerjasama demi tercapainya kualitas 
pemberdayaan manusia yang diinginkan. Agar sesuai dengan perkembangan 
jaman, system pendidikan harus disesuai pula dengan tuntutan yang paling
 terkini.
Ada beberapa 
langkah baru untuk melakukan rekonstruksi pendidikan dalam rangka 
membangun paradigma baru system pendidikan saat ini , seperti berikut 
ini :
1. Membuat visi pendidikan Indonesia yang baru sehingga semua komponen masyarkat dapat diberdayakan secara luas
2. Misi pendidikan yang jelas untuk membuat masyarakat ikut berpartisipasi aktif di dalamnya.
3. Mengembangkan potensi dan kreatifitas pembelajaran
4. Pengembangan system pembelajaran yang demokratis agar tidak terdapat suatu pengelompokkan pengajaran.
5.
 Kebijakan kurikulum seharusnya disesuaikan dengan lingkungan serta 
komponen bangsa yang lain seperti ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, 
seni, social dan agama.
Jika
 langkah-langkah ini dapat direalisasikan maka Pendidikan Indonesia akan
 mempunyai harapan untuk menuju kehidupan berbangsa yang lebih 
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu dan Tri Prasetyo Joko. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Balai Pustaka Setia.
Depdiknas. (2001) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Jalaludin. (2004) Psikologi Agama, Jakarta : Rajawali Pres.
Soeharto. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Indah.
Materi B.Indo : Definisi & Pengertian Arti Kata D - F ( Glosarium Mini )